NOVA.id - Selama ini kita mengenal semangka sebagai buah manis yang mampu menyegarkan dahaga.
Dimakan langsung enak, dijadikan jus dengan tambahan es batu semakin nikmat.
Namun, kamu pernah terpikir gak, kalau ternyata buah semangka juga cocok dijadikan steak sehat yang kaya akan nutrisi?
Terasa aneh tapi nyata. Jenama kuliner bernama Jatah (Jatuhcintah) milik Health and Beauty Expert dr. Abelina Dini Fitria, Dipl. AAAM. MM. MARS pun mewujudkannya.
Katanya, buah semangka adalah buah yang paling tepat sebagai dasar untuk membuat wagyu melon.
Dibantu oleh rekan bisnisnya, William Andersen yang menciptakan inovasi unik tersebut, dia lantas berhasil memperkenalkan konsep steak “buah” ini dengan tampilan dan rasa yang tak kalah dengan steak daging pada umumnya, lho.
“Teksturnya itu jadi chewy. Saya udah coba buah lain tapi tekstur akhirnya tidak chewy, pepaya dan apel juga pernah coba. Tapi semangka yang paling chewy,” jelas William di Batisseria, Astha District 8, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.
Meski begitu, pembuatannya sendiri tentu tak semudah membalikkan telapak tangan. Ada proses panjang yang dilakukan sebelum wagyu melon tersebut disajikan ke pelanggan.
“Aku roasted sekitar 3 jam, semangka dari mentah, dikupas, lalu kasih garam sekitar 200-300 gram. Setelah airnya keluar, semangkanya kita rendam pakai season sekitar 8 jam. Paginya di roasted di oven 185 derajat selama 3 jam,” jelas William.
Baca Juga: Bisa Jadi Menu Makan Siang, Ini Resep Sup Brokoli Kacang Polong
Setelah melewati proses itu barulah daging semangka mulai berubah jadi chewy layaknya yuppy. Warna yang ditampilkan pun menggugah selera layaknya daging wagyu yang dipanggang.
Wah! sangat cocok ya untuk "penganut" pola hidup vegan.
“Pertama kali saya coba tahun 2018 di New York, watermelon-nya enggak ada bijinya. Kita juga punya tujuan untuk meningkatkan petani Indonesia, jadi ada unsur UMKM-nya,” sambungnya.
Senada dengan William, dr. Abelina juga menuturkan menu teranyarnya ini dibuat dengan bahan-bahan terbaik, apalagi dirinya juga ingin menciptakan ekosistem sustainable untuk petani lokal yang ikut andil dalam menu yang siap tersaji di meja pelanggan.
Sehingga meski quality controlnya tergolong cukup sulit, namun pihaknya mengerjakan menu tersebut dengan gembira.
“Kita juga ada projek dimana orang-orang kaki lima tetap bisa coba makanan vegan. Kita kalau mau bikin impact dari bawah juga, jadi kita mau fokus bagaimana bikin harga semurah mungkin supaya siapa aja bisa konsumsi. Sekarang masih mahal karena produksinya masih sedikit,” tutup dr. Abelina yang kini juga aktif sebagai influencer di media sosial.
Jadi, tertarik untuk mencoba?
Jangan lupa Tabloid Nova terbaru setiap Kamis Siang.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)