Soal Kecelakaan di Bekasi, KPAI Dorong Ada Kajian Soal Keamanan Anak di Sekolah

By Dinni Kamilani, Kamis, 1 September 2022 | 07:22 WIB
Sopir dan kernet mobil pikap tewas dalam kecelakaan maut truk kontainer di Jalan Sultan Agung KM 28,5 Kelurahan Kota Baru, Bekasi Barat, Kota Bekasi, Rabu (31/8/2022) siang. ((KOMPAS.com/NIRMALA MAULANA ACHMAD))

NOVA.id - Kecelakaan tunggal truk terjadi di Jalan Sultan Agung KM 28,5 Kelurahan Kota Baru, Bekasi Barat, Kota Bekasi, Rabu (31/8) siang.Diketahui, dalam peristiwa itu  7 anak dan 3 orang tua meninggal dunia serta 20 lainnya luka-luka.

Menanggapi peristiwa ini, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), langsung berkoordinasi dengan KPAD Bekasi, agar dapat asessmen cepat dalam pengarusutamaan kebutuhan anak dan keluarga yang menjadi korban.

"Supaya segera di respon bersama dalam pengurangan dampak dan resiko yang akan dialami anak anak di SDN Kota Baru I dan III Kota Bekasi," Kata Jasra Putra, Kadivwasmonev KPAI.

"Kalau kita amati melalui google map satelit, nampak sekolah yang berdiri tepat di jalan raya dengan dipisahkan trotoar kecil, tiang BTS pun menempel pendiriannya dengan sekolah," sambungnya.

Sehingga, menurutnya perlu dilakukan kajian terkait keamanannya. 

KPAI khawatir ini bukan peristiwa pertama, karena kondisi sekolah yang langsung berhadapan jalan raya yang aktif 24 jam.

Atas musibah ini, sudah saatnya sekolah ditingkatkan keamanan keselamatan murid muridnya.

Baca Juga: Berlaku Sejak 29 Agustus, Ini Syarat Naik Pesawat Terbaru, Wajib Vaksin Booster

"Dengan tidak ada batasan yang tegas antara sekolah dengan jalan raya dan menempelnya tiang BTS yang berdiri di gedung sekolah. Perlu dikaji kembali, apakah keamanan yang ada, sudah standard," ujatrnya.

KPAI pun menyarankan agar sekolah segera didukung dalam meningkatkan fasilitas keamanan anak, seperti melengkapi Zebra Cross yang ada, dengan pelikan tanda ada orang menyeberang.

Penambahan petugas pada jam jam kedatangan dan kepulangan sekolah, hingga penting adanya batas trotoar yamg lebih tegas antara sekolah dan jalan raya.

"Dan aktifitas anak anak yang jajan di pinggir jalan raya, mengkaji kembali posisi BTS yang ternyata dapat beresiko besar ketika ditempelkan ke gedung sekolah, penambahan rambu rambu sebelum depan sekolah dan juga aturan kecepatan," ujarnya lagi.

KPAI menghimbau ada keputusan cepat dari yang terkait untuk bersama sama mengurangi resiko hilangnya nyawa anak di sekolah atas musibah trailer tabrak sekolah tersebut.

Baca Juga: Road to JMFW 2023, Mendag Zulkifli Hasan Berharap Indonesia Sebagai Kiblat Fesyen Muslim Dunia

 

Dugaan Penyebab Kecelakaan

Sementara itu, melansir dari Kompas.com, Azas Tigor Nainggolan, pengamat transportasi,  mengungkapkan ada beberapa hal yang diduga menjadi penyebab kecelakaan maut yang tewaskan sejumlah orang tersebut.

"Pertama, kejadian ini bisa jadi karena pengemudi lalai dan tidak siap atau tidak laik kerja," tutur Tigor dikutip dari program Breaking News Kompas TV, Rabu (31/8/2022).

Kedua, Tigor menduga kendaraan yang tidak laik menjadi penyebab kecelakaan tersebut.

Berdasarkan pandangan dari tayangan Kompas TV, Tigor melihat truk tersebut sudah kelebihan dimensi dan beban atau over dimension overload (ODOL).

Ketiga, Tigor menduga kecelakaan terjadi juga bisa disebabkan oleh kurangnya pengawasan. Ia mempertanyakan truk tersebut bisa melintas pada waktu yang tidak seharusnya.

Baca Juga: Harga Telur Ayam Bikin Menjerit, Mendag Ungkap Penyebabnya

Seharusnya, kata Tigor, ada waktu tertentu untuk kendaraan besar seperti truk bisa melintas.

Biasanya, Tigor mengatakan ketentuan umum biasanya mengatur truk hanya bisa lewat pada pukul 20.00 sampai 06.00 pagi.

"Namun, kenapa ini bisa lewat? Dan juga truk ini kelihatan betul over dimension overload. Ini kecurigaan awal, jadi saya duga ini tidak ada petugas, baik itu polisi maupun Dishub Pemkot Bekasi," ujar Tigor.

Adapun polisi pun sedang menyelidiki dugaan rem blong yang dialami sebuah truk kontainer sehingga menabrak puluhan orang tersebut.

Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Metro Jaya Komisaris Besar Latif Usman sempat menyatakan truk itu mengalami kecelakaan saat persneling terhenti di gigi tiga.

Latif mengatakan, truk itu awalnya hilang kendali hingga masuk ke bahu jalan dan menabrak halte. "Kami duga kecepatannya masih di atas 60 km per jam, ini masih kami duga," ujar Latif.

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)