Gandeng Save The Children, P&G Sosialisasikan Tolak Perkawinan Anak di Cianjur

By Dinni Kamilani, Minggu, 25 September 2022 | 13:01 WIB
P&G Indonesia dan Save the Children Bergerak Bersama Masyarakat, Tolak Perkawinan Anak dan Kekerasan pada Anak ()

NOVA.id - Procter & Gamble (P&G) Indonesia bersama Save the Children Indonesia mengadakan acara “#BerpihakPadaAnak: Stop Perkawinan Anak dan Kekerasan pada Anak” di SMPN 1 Cibeber, Cianjur, Jawa Barat.

Acara ini bertujuan untuk mengakselerasi kesetaraan gender dan pentingnya kesempatan pendidikan tinggi yang setara bagi anak perempuan dan laki-laki (usia 10 - 14 tahun) di Jawa Barat.

Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian dari program “We See Equal” yang sudah dilaksanakan oleh P&G dan Save the Children sejak tahun 2018 di Indonesia.

Acara ini dihadiri oleh Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Cianjur Helmi Halimudin, S.Pd, Presiden Direktur P&G Indonesia Saranathan Ramaswamy, Plt. CEO Save the Children Indonesia Dessy Kurwiany Ukar, serta Pakar Kesehatan, Psikologi, dan Parenting Ayank Irma.

Baca Juga: Atasi Anak Tantrum Bukan dengan Kekerasan, Cukup Lakukan Ini

Diikuti oleh 230 peserta yang terdiri dari 100 siswa yang terdiri dari remaja SMP kelas 1, 2, dan 3, 100 orang tua siswa, dan 30 guru, acara ini berisi serangkaian kegiatan edukasi interaktif mengenai kesetaraan gender, pencegahan perkawinan anak, serta jenis-jenis kekerasan pada anak-anak.

Pada kesempatan ini, P&G Indonesia kembali menegaskan komitmennya terhadap kesetaraan gender yang sejalan dengan komitmen sosial (citizenship) perusahaan, khususnya kepada anak-anak, dimana usia tersebut adalah momentum penting untuk mengedukasi tentang kesetaraan gender.

Hal ini menjadi isu yang penting dikarenakan ketidaksetaraan gender seringkali menjadi penyebab dari berbagai macam permasalahan di masyarakat, khususnya anak.

Salah satunya adalah kurangnya akses pendidikan yang setara dan berkualitas, yang kemudian membuat generasi muda rentan terhadap kekerasan dan perkawinan anak.

Saat ini, data SIMFONI Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada tahun 2021 menyatakan bahwa Jawa Barat menempati posisi tertinggi di Indonesia dengan kasus kekerasan pada anak sebanyak 1.766 kasus.

Baca Juga: Cegah Kekerasan Pada Anak, Perhimpunan Perempuan Ini Gelar Talkshow hingga Hiburan dalam Rangka Hari Anak Nasional

Tidak hanya persoalan kekerasan pada anak, Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020 melalui hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) juga menunjukkan bahwa angka perkawinan anak di Jawa Barat menempati posisi terbanyak kedua di Indonesia (11,48%).