Berkaca dari Kasus Lesti Kejora, Inilah 8 Cara Membantu Korban KDRT

By Presi, Senin, 3 Oktober 2022 | 19:05 WIB
8 Cara Membantu Korban KDRT (dok. tribunnews.com)

NOVA.id - Kasus dugaan KDRT yang dialami Lesti Kejora kini menjadi perhatian publik.

Berkaca dari kasus Lesti Kejora, apabila teman atau kenalan kita menjadi korban KDRT, apa yang harus kita lakukan?

Bagaimana cara membantu korban KDRT

Saat mengetahui teman kita menjadi menjadi korban KDRT, kita mungkin merasa bingung untuk membantu.

Kita mungkin takut tindakan atau pertolongan kita malah membuat dia terganggu atau tersinggung.

Namun, jangan biarkan rasa takut itu menghalangi kita untuk membantu korban KDRT.

Sahabat NOVA bisa perhatikan beberapa hal berikut ini, jika ingin menolong korban KDRT, seperti yang dilansir dari Very Well Mind.

1. Luangkan waktu

Jika kita memutuskan untuk membantu korban KDRT, lakukanlah pada saat tenang.

Terlibat ketika emosi sedang membara dapat menempatkan kita dalam bahaya. Selain itu, pastikan kita menyisihkan banyak waktu, jika dia ingin bercerita kepada kita.

Apabila dia memutuskan untuk mengungkapkan rasa takut dan frustrasi yang terpendam selama bertahun-tahun, jangan sampai Sahabat NOVA tidak ada di sisinya.

Baca Juga: Cara Mengatasi Trauma Akibat KDRT, 4 Hal Ini Penting Dilakukan

2. Mulai Percakapan

Kalau bingung mau ngomong apa, Sahabat NOVA bisa mengangkat topik KDRT dengan mengatakan "Aku mencemaskan mu karena ...", atau "Aku khawatir tentang keselamatanmu ...", atau "Aku telah melihat beberapa perubahan pada mu, seperti...".

Perhatikan hal-hal kecil yang bisa dijadikan sebagai topik pembicaraan.

Korban KDRT mungkin saja mengenakan pakaian untuk menutupi memar atau luka. Perhatikan pula, bisa saja dia menjadi pendiam dan menarik diri.

Nah, keduanya bisa menjadi tanda dia mengalami KDRT.

Penting juga untuk memberi tahu bahwa dia bisa mempercayai kita karena dapat menjaga rahasia.

Namun, jangan pernah mencoba memaksa dia untuk terbuka. Sebaliknya, biarkan percakapan berlangsung natural dengan kecepatan yang nyaman.

Intinya, lakukan perlahan. Biarkan dia menyadari bahwa kita memang benar-benar ada untuknya.

3. Dengarkan Tanpa Menghakimi

Jika orang tersebut memutuskan untuk berbicara, dengarkan ceritanya tanpa menghakimi, menawarkan nasihat, atau menyarankan solusi.

Dengan tidak melakukan hal tersebut, dia akan memberi tahu kita dengan tepat apa yang mereka butuhkan.

Baca Juga: Dialami Lesti Kejora, Ini 5 Hal yang Harus Dilakukan Saat Mengalami KDRT

Alih-alih menghakimi, lebih baik biarkan dia berbicara sepuasnya untuk mengungkapkan isi hatinya.

Sahabat NOVA sebenarnya bisa aja mengajukan pertanyaan klarifikasi, tetapi yang terpenting adalah biarkan dia melampiaskan perasaan dan ketakutannya.

4. Kenali Tanda KDRT

Banyak korban mencoba menutupi tindak kekerasan karena berbagai alasan.

Oleh sebab itu, penting bagi kita mempelajari tanda KDRT untuk bisa segera membantu sang korban.

Tanda KDRT fisik:

Tanda KDRT dari sisi emosional korban:

Tanda KDRT dari sisi perilaku korban:

Baca Juga: Bikin Prank Soal KDRT, Baim Wong dan Paula Ramai Dikecam Netizen

5. Percaya Kepadanya

Dalam banyak kasus, seringkali korban merupakan satu-satunya orang yang melihat sisi gelap pelaku KDRT.

Dan seringkali, orang lain tak percaya bahwa pelaku bisa melakukan kekerasan tersebut.

Akibatnya, korban sering merasa tidak akan ada orang yang percaya dengan apa yang dia alami.

Jika dia bercerita kepada Sahabat NOVA terkait KDRT yang dialami, pastikan kita mempercayainya dan katakanlah demikian kepadanya.

Bagi korban, memiliki seseorang yang tahu kebenaran tentang perjuangan mereka dapat membawa rasa harapan dan kelegaan.

Sahabat NOVA bisa mengatakan hal ini, "aku percaya kamu", "ini bukan salahmu", "kamu tidak pantas mendapatkan ini".

6. Validasi Perasaan Korban

Bukan hal yang aneh, jika korban KDRT sering bingung untuk mendefinisikan perasaannya.

Seringkali korban KDRT akan memiliki pemikiran atau perasaan yang bertentangan seperti rasa bersalah dan marah, harapan dan keputusasaan, maupun cinta dan ketakutan.

Jika ingin membantu, penting bagi kita untuk memvalidasi perasaannya dengan memberi tahu dia bahwa memiliki pemikiran yang saling bertentangan, dan ini adalah hal yang normal.

Baca Juga: Reaksi Keluarga Lesti Kejora Usai Kabar KDRT, Ancaman Rizky Billar Terungkap

Tetapi penting juga bagi kita untuk memastikan bahwa kekerasan tidak boleh dilakukan, dan tidak normal untuk hidup dalam ketakutan akan diserang secara fisik.

Beberapa korban mungkin tidak menyadari bahwa situasi mereka tidak normal.

Sebagai teman, coba beritahu dia bahwa kekerasan bukanlah bagian dari hubungan yang sehat.

Tanpa menghakimi, konfirmasikan kepadanya bahwa situasi yang dia hadapi itu berbahaya, dan kita mengkhawatirkan keselamatannya.

7. Tawarkan Dukungan Khusus

Bantu korban menemukan dukungan dan sumber daya.

Cari nomor telepon untuk tempat penampungan, layanan sosial, pengacara, konselor, atau kelompok pendukung.

Jika korban meminta kita melakukan sesuatu yang spesifik dan kita bersedia melakukannya, jangan ragu untuk membantu.

Namun, jika kita tidak mampu, cobalah mencari cara lain untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Yang penting adalah memberi tahu kita ada untuknya, tersedia kapan saja.

Jika memungkinkan, tawarkan untuk memberikan dukungan moral kepada polisi, pengadilan, atau kantor pengacara.

Baca Juga: 5 Tanda Pasangan Berpotensi Jadi Pelaku KDRT, Bisa Dikenali Sejak Pacaran

8. Bantu Membuat Rencana Keamanan

Bantu korban membuat rencana keamanan yang dapat diterapkan jika kekerasan terjadi lagi atau jika dia memutuskan untuk meninggalkan situasi tersebut.

Dengan cara ini, korban KDRT bisa memvisualisasikan langkah-langkah mana yang diperlukan dan mempersiapkan diri secara psikologis untuk melakukannya.

Sangat penting bagi korban untuk memiliki rencana keselamatan pribadi sebelum krisis terjadi atau sebelum mereka memutuskan untuk pergi.

Pastikan untuk menyertakan hal berikut dalam rencana keselamatan:

Yang Tidak Perlu Dilakukan Saat Membantu Korban KDRT

Sahabat NOVA lebih baik tidak melakukan hal ini agar tidak memperburuk situasi.

Jangan...

Kapan Harus Menelepon Polisi?

Baca Juga: Podcast Denny Sumargo Kembali Viral, Disebut Sudah Ramalkan Kasus Rizky Billar

Jika mendengar atau melihat kekerasan fisik terjadi, hubungi polisi. Polisi adalah cara paling efektif untuk menghilangkan bahaya langsung bagi korban dan anak-anaknya.

Tidak ada situasi di mana anak-anak harus dibiarkan dalam situasi kekerasan.

Lakukan apa pun yang diperlukan untuk memastikan keselamatan aank-anak, bahkan jika itu berarti bertentangan dengan keinginan korban atau pelaku.

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)