Registrasi Sosial Ekonomi 2022 Mulai Dilaksanakan, Untuk Tingkatkan Kualitas Layanan Pemerintah

By Alsabrina, Kamis, 20 Oktober 2022 | 16:01 WIB
Registrasi Sosial Ekonomi 2022 (dok. bps.go.id/regsosek/)

NOVA.id - Badan Pusat Statistik (BPS) laksanakan registrasi sosial ekonomi (Regsosek) pada 15 Oktober-14 November 2022.

BPS berperan sebagai lembaga yang melakukan sensus atau pendataan di seluruh lini.

Pendataan Regsosek adalah pengumpulan data seluruh penduduk yang terdiri atas profil, kondisi sosial, ekonomi, dan tingkat kesejahteraan.

Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek) adalah upaya pemerintah untuk membangun data kependudukan tunggal, atau satu data.

Dengan menggunakan data tunggal, pemerintah dapat melaksanakan berbagai programnya secara terintegrasi, tidak tumpang tindih, dan lebih efisien.

Data Regsosek dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas berbagai layanan pemerintah seperti pendidikan, bantuan sosial, kesehatan, hingga administrasi kependudukan.

Data Regsosek mencakup informasi kondisi sosial ekonomi, termasuk status kesejahteraan, yang meliputi:

a. Kondisi sosio-ekonomi geografis

b. Kondisi kerentanan kelompok penduduk khusus

c. Kondisi sanitasi air bersih

d. Kondisi perumahan

Baca Juga: Sertifikat Vaksinasi Belum Jadi Syarat Wajib untuk Urus Dokumen Kependudukan

e. Informasi kependudukan

f. Informasi geospasial

g. Lansia

h. Penyandang disabilitas

i. Ketenagakerjaan

j. Kesehatan

Pelaksanaan program Regsosek sudah dimulai sejak Juli 2022 dengan agenda koordinasi dan persiapan dari kementerian dan lembaga yang berwenang.

Sementara itu, pengumpulan data akan dilakukan mulai Oktober 2022.

Dikutip dari dokumen panduan yang dirilis oleh BPS, berikut jadwal program Regsosek dan pendataan di 514 kota/kabupaten:

a. Juli - Agustus 2022 : koordinasi dan persiapan.

b. September - Oktober 2022: pelatihan instruktur dan petugas regsosek.

Baca Juga: BSU Tahap 6 Mulai Disalurkan, Ini Solusi untuk Pekerja yang Belum Dapat

c. 15 Oktober - 14 November 2022: pendataan di lapangan.

d. 29 Oktober 2022: malam regsosek.

BPS Jakarta Utara menyampaikan, sensus atau yang kini dikenal registrasi sosial ekonomi (regsosek) telah dimulai sejak Sabtu (15/10/2022).

Ada 3.289 petugas lapangan yang disebar untuk mencatat data sosial ekonomi penduduk di Jakut.

Kepala BPS Jakarta Utara Suhartono membenarkan bahwa ribuan petugas lapangan tengah bertugas untuk mendapatkan data tersebut.

Kata dia, sensus regsosek akan berjalan selama satu bulan hingga 14 November 2022.

"Iya benar, sensus regsosek sudah kami mulai. Petugas lapangan sudah mulai bertugas sesuai wilayah tugas masing-masing," kata Suhartono dalam keterangan tertulis, Rabu (19/10/2022).

Dia menjelaskan, petugas akan mengumpulkan data profil, kondisi sosial ekonomi, dan tingkat kesejahteraan setiap keluarga di Jakarta Utara.

Sehingga, data sensus regsosek ini akan menghasilkan data sistem perlindungan sosial ekonomi terbaru.

"Output (hasil) sensus ini sangat penting untuk basis data perlindungan sosial ekonomi masyarakat di Indonesia," sebut Suhartono.

Oleh sebab itu, dia berharap masyarakat menerima kehadiran petugas lapangan dan menjawab pertanyaan dengan sebenar-benarnya.

Baca Juga: 1,3 Miliar Data Seluler Penduduk Indonesia Bocor oleh Hacker, Kominfo Buka Suara

Adapun para petugas lapangan direkrut dari warga maupun kader kemasyarakatan setempat, sehingga mengetahui detail demografi wilayah tugasnya.

"Petugas lapangan sudah kami fasilitasi beberapa tahap pelatihan," ucap Suhartono.

"Untuk itu kami harapkan seluruh penduduk menerima dengan baik dan berikan jawaban yang sebenar-benarnya demi kepentingan masyarakat di kemudian hari," sambung dia.

Sekretaris Utama BPS Atqo Mardiyanto menjelaskan, Registrasi Sosial Ekonomi (regsosek) ini akan menghasilkan data kemiskinan terbaru yang lebih riil karena dilakukan secara serentak per kepala keluarga.

Data hasil regsosek ini akan jadi acuan pemerintah dalam membuat program perlindungan sosial kepada masyarakat. Baik itu dari jenis program hingga sasaran program bantuan sosial pemerintah.

"Kalau data dari regsosek ini bukan sampel, semuanya didata," kata Atqo saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat beberapa waktu lalu.

"Jadi nanti yang paling bawah ini kemiskinan ekstrem, kalau masak nasi, ini keraknya lah. Nah ini lah orang-orang yang perlu dibantu. Lalu di atasnya ini ada yang miskin dan sebagainya."

"Jadi nanti pemerintah tinggal menentukan program apa yang cocok untuk masyarakat di tingkatan tertentu," kata dia.

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)