"Apa bahayanya jika terputus? Anak akan belajar soal pola attachment," ujar Halimah.
Halimah menjelaskan, didikan yang keras bisa membuat anak menjadi insecure dan memiliki standar yang sangat rendah terhadap dirinya sendiri.
"Ketika anak percaya pada orang tuanya, dia akan bisa percaya pada dunia ini dan sama dirinya," ucap Halimah.
"Ketika seorang anak tidak diperlakukan baik di rumah oleh orangtuanya, dia akan punya standar yang sangat rendah terhadap dirinya sendiri," jelasnya lagi.
Mendidik Anak dengan Lembut
Mendidik anak dengan lembut (gentle) seringkali dianggap kita tetap bersikap baik meskipun anak berbuat salah atau nakal.
Rupanya, menurut Halimah, hal tersebut adalah persepsi yang keliru.
Halimah mengatakan, salah satu elemen penting dalam gentle parenting adalah menetapkan batasan untuk anak.
"Misalnya ada anak yang lompat-lompat di kasur, yang dilarang bukan lompat-lompatannya tapi di kasurnya. Itu tempat tidur, bisa rusak, gatal-gatal, lompat-lompatnya di lantai atau di halaman rumah ya," kata Halimah memberi contoh.
"Dengan menetapkan batasan, anak jadi tahu, Oh aku ini bukan dimarahin karena aku sedang melakukan yang bersenang-senang. Tapi senang-senangku ini di tempat yang kurang tepat," sambungnya.
Menurut Halimah, pemberian batasan akan membuat anak berpikir logis terhadap sesuatu sehingga anak tidak mudah terpengaruh hal negatif.
Baca Juga: Ibu Harus Tahu, Marahi Anak di Depan Umum Menyebabkan 4 Hal Buruk Ini