Jangan Panik Resesi Hantui Ekonomi, Hadapi dengan 5 Cara Ini

By Presi, Jumat, 4 November 2022 | 06:30 WIB
Ilustrasi menghadapi resesi ()

NOVA.id - Ekonomi global disebut mendekati kondisi gelap dan diprediksi akan berlanjut sampai 1-2 tahun ke depan.

International Monetary Fund (IMF) bahkan memangkas prediksi pertumbuhan ekonomi dunia pada 2023, dari yang semula diprediksi dapat bertumbuh sebesar 3,8%, kini hanya menjadi 2,7%.

Kondisi tersebut ditengarai oleh lonjakan inflasi, suku bunga yang tinggi, perlambatan laju pertumbuhan ekonomi, hingga terhambatnya rantai pasok global akibat konflik geopolitik.

Rumitnya masalah ekonomi global tersebut berdampak pada ancaman resesi global yang kian nyata.

Fundamental ekonomi Indonesia dinilai akan lebih kuat dibanding negara lain dalam menghadapi gejolak ekonomi global, namun resesi juga dapat berdampak langsung bagi masyarakat.

Dampak yang dirasakan masyarakat juga akan beragam mulai dari berkurangnya penghasilan, kemungkinan pemutusan hubungan kerja, hingga kenaikan harga kebutuhan pokok secara berkepanjangan.

Meski demikian, masyarakat diminta untuk tetap tenang dan tidak panik, namun antisipatif dalam menghadapi kondisi tersebut.

Kredivo, platform penyedia alternatif metode pembayaran, optimis bahwa masyarakat Indonesia mampu bertahan untuk menghadapi kondisi ekonomi pada saat ini.

Lily Suriani, General Manager Kredivo mengatakan, salah satu faktor yang berkontribusi bagi fundamental ekonomi Indonesia adalah tingkat daya beli masyarakat.

"Kami optimis bahwa stimulus yang diberikan untuk menjaga daya beli masyarakat akan dapat membantu Indonesia untuk melalui gejolak ekonomi. Berdasarkan data internal kami, adanya peningkatan pada jumlah pengguna Paylater di wilayah tier 2 dan tier 3 di Indonesia yang mengalami kenaikan sebesar 52% pada semester 1 tahun 2022 dibandingkan pada periode yang sama di tahun lalu menjadi indikator positif bahwa daya beli masyarakat dapat terus terjaga."

"Hal ini membuktikan bahwa Paylater memegang peranan sebagai platform pembiayaan yang dapat menjadi instrumen penjaga daya beli bagi berbagai lapisan masyarakat di seluruh Indonesia,” ujarnya.

Baca Juga: Hadapi Resesi 2023, Begini Cara Mengatur Uang Hasil Side Hustle

Lebih lanjut, salah satu bentuk antisipasi yang dapat dilakukan masyarakat dalam menghadapi dampak dari gejolak kondisi ekonomi adalah dengan bijak mengelola keuangan.

Hal tersebut juga menjadi fokus Kredivo yang secara berkelanjutan melakukan edukasi kepada masyarakat terkait pentingnya kemampuan mengelola keuangan di tengah ancaman resesi terutama pada momentum Bulan Inklusi Keuangan (BIK) yang jatuh sepanjang bulan Oktober 2022.

Konten edukasi finansial di media sosial, edukasi terkait digital literasi untuk mahasiswa, serta berpartisipasi pada acara Multifinance Day di Bandung dan acara Financial Expo (FinExpo) 2022 yang digelar di Jakarta merupakan rangkaian aktivitas yang dilakukan Kredivo untuk mendukung suksesnya Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2022.

Lalu, apa saja yang dapat dilakukan untuk menjadi masyarakat cerdas dalam menghadapi ancaman resesi ekonomi?

Setidaknya terdapat 5 hal yang dapat dilakukan.

1. Siapkan dana darurat

Dana darurat merupakan instrumen penting yang dapat dimanfaatkan apabila sewaktu-waktu terjadi kondisi yang tidak diinginkan.

Besaran dana darurat yang dimiliki minimal sejumlah 3 kali pengeluaran bulanan bagi yang masih berstatus lajang.

Sementara bagi yang telah bekeluarga, dana darurat harus berjumlah minimal sejumlah 6 kali pengeluaran bulanan.

2. Belanja sesuai kebutuhan

Belanja konsumsi masyarakat memiliki peran penting bagi kondisi perekonomian nasional karena akan berdampak pada roda perekonomian yang dapat terus berputar.

Baca Juga: Hadapi Resesi 2023, Yuk Cari Penghasilan Tambahan Agar Aman!

Oleh karena itu, tetaplah belanja barang sesuai dengan kebutuhan, terutama yang bersifat pokok dan penting.

3. Cerdas berinvestasi

Di tengah kondisi ekonomi yang tidak stabil, masyarakat tetap dapat berinvestasi, namun dengan memperhatikan jenis instrumen investasi.

Pilihlah instrumen yang berisiko rendah dan mudah dicairkan, seperti reksa dana pasar uang ataupun surat berharga negara (SBN).

Pilihan instrumen investasi itu dapat menjadi pilihan yang cenderung aman dalam kondisi saat ini.

4. Amankan sumber penghasilan

Di tengah maraknya fenomena PHK yang tengah terjadi, penting bagi kita untuk dapat mempertahankan sumber penghasilan yang dimiliki.

Oleh karena itu, apabila tidak ada permasalahan yang mendesak, maka usahakan untuk tidak resign dari tempat kerja saat ini.

Bahkan apabila memungkinkan, kita bisa mencari pekerjaan sampingan untuk menambah sumber penghasilan.

5. Susun skala prioritas kebutuhan

Skala prioritas diperlukan agar dapat mengetahui kebutuhan mana yang harus didahulukan serta mengetahui kebutuhan yang dapat ditunda pemenuhannya.

Baca Juga: Resesi Menanti? Benahi Pola Pikir Keuangan Agar Tetap Merdeka Finansial

Dalam menghadapi kondisi saat ini, membeli kebutuhan sesuai dengan skala prioritas kebutuhan akan mendukung dalam menyehatkan cashflow kita.

Kita dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan tetap memastikan cashflow tetap terjaga dan terkontrol salah satunya melalui kehadiran alternatif pembiayaan seperti Paylater yang memberikan fasilitas cicilan 0% dengan jangka waktu tertentu.

Dibutuhkan peran lintas sektor, baik dari masyarakat, pelaku industri, hingga pemerintah untuk dapat bahu-membahu menghadapi ancaman resesi.

Sebagai salah satu pelaku industri yang bergerak pada sektor keuangan digital, Kredivo juga berkomitmen untuk dapat membantu masyarakat dalam melalui gejolak kondisi ekonomi saat ini melalui pemanfaatan alternatif pembiayaan yang mudah, aman, dan terjangkau.

Baca Juga: Tips dari OJK Agar Pintar Atur Uang Jelang Resesi Tahun 2023 Mendatang

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA, setiap Kamis siang.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)