Putuskan Berhenti Jadi Manajer, Sosok Dewi Harlas Kini Sukses Ekspor Bulu Mata

By Dinni Kamilani, Kamis, 17 November 2022 | 15:01 WIB
Dewi bersama para pengrajin yang tengah membuat bulu mata palsu yang akan diekspor. (Dewi Harlas)

NOVA.id - Memutuskan resign saat jadi manajer, Dewi Harlas pilih usaha di kampung hingga bisa ekspor ke 16 negara.

Tujuh tahun lalu, banyak orang yang menyayangkan keputusan Dewi Harlas kala dirinya memutuskan resign jadi manajer di kota besar. Apalagi saat Dewi malah memilih pulang kampung dan mulai berbisnis di sana.

Enggak sedikit juga cemoohan ia terima, dikatai pengangguran misalnya. Syukurnya, perempuan berusia 50 tahun ini tak ambil pusing dan tetap fokus pada tujuan utamanya, yakni ingin menjadi pengekspor bulu mata.

Kampung halamannya di Purbalingga memang dikenal sebagai sentra bulu mata palsu di Indonesia. Makanya, sebagai putri daerah ia tak ingin melewatkan kesempatan tersebut.

Baca Juga: Gara-Gara Popok Bayi, Andhini Miranda Ubah Hidup Jadi Tanpa Sampah

Modal Media Sosial dan Website

Dengan modal nekat di tahun 2015, Dewi mulai mencari celah di industri bulu mata palsu ini.

Karena tak punya kenalan di bidang ekspor, Dewi memulai semuanya sendiri dengan modal browsing, alias berselancar di internet.

“Saya cari sendiri calon pembeli melalui Instagram dan website, kan mereka ada (bagian) ‘About Us’. Saya kontak email mereka, saya perkenalkan diri bahwa saya memproduksi bulu mata dari Indonesia,” cerita Dewi kepada NOVA.

Tak semudah ia bercerita saat ini memang. Sampai ia bisa menemukan pelanggan pertama, Dewi perlu melewati proses yang panjang. Ya, siapa juga yang bisa percaya begitu saja dengan orang tak dikenal di internet.

Baca Juga: Hestia Istiviani Tularkan Keseruan Membaca Melalui Gerakan Baca Bareng

“Akhirnya ada yang tertarik balas pesan kita. Tapi memang enggak semudah yang saya katakan. Masih harus melewati berbagai proses mulai negosiasi, kirim sampel, review sampel, koreksi bolak-balik dan sebagainya. Banyak juga yang enggak langsung order, mereka mau datang dulu ke Indonesia memastikan langsung kalau kita real factory,” bebernya.