Program Skrining Nasional Penyakit Tidak Menular, PB IDI Gandeng Aplikasi D2D

By Ratih, Kamis, 17 November 2022 | 18:29 WIB
Ilustrasi cara deteksi penyakit jantung bawaan (dok. Kompas.com)

NOVA.id - Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO), 41 juta orang meninggal setiap tahun akibat penyakit tidak menular.

Di Indonesia, penyakit diabetes mellitus, jantung, kanker, dan penyakit paru kronis masuk dalam 5 besar penyebab kematian.

Jumlah kasus ini terus meningkat seiring dengan meningkatnya faktor risiko seperti tingginya asupan gula, garam, dan lemak serta rendahnya aktivitas fisik.

Dampak dari penyakit ini, BPJS Kesehatan telah menghabiskan anggaran senilai Rp17.5 triliun pada tahun 2020.

Untuk itu dalam rangka Hari Bakti Dokter Indonesia, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dan Aplikasi Doctor to Doctor (D2D) berkolaborasi membantu pemerintah dalam melakukan deteksi dini melalui program Skrining Nasional Penyakit Tidak Menular. 

Rangkaian Program Skrining Nasional Penyakit Tidak Menular berlangsung dari November 2022 hingga Mei 2023 yang melibatkan 5.000 dokter anggota PB IDI di seluruh Indonesia dan dilakukan secara digital dengan menggunakan aplikasi Doctor to Doctor (D2D) di setiap layanan kesehatan, sebagai bagian dari Hari Bakti Dokter Indonesia ke 115.

Dari rangkaian acara tersebut, di bulan November 2022 akan digelar terlebih dahulu webinar sosialisasi kepada para dokter, kemudian pelaksanaan skrining ke masyarakat akan dimulai pada Januari hingga Mei 2023, dan di akhir rangkaian pada Mei 2023 akan disampaikan hasil kegiatan melalui webinar ilmiah di D2D.

Adapun masyarakat yang ditargetkan melakukan deteksi dini penyakit tidak menular adalah sebanyak 115.000 orang. 

Head of Doctor Pillar PT Global Urban Esensial (GUE), Mohamad Salahuddin mengatakan Program Skrining Nasional Penyakit Tidak Menular ini adalah bagian dari komitmen D2D dalam rangka memberikan layanan terbaik di dunia kesehatan, khususnya kepada para dokter, masyarakat umum, dan seluruh stakeholder kesehatan. 

"Melalui kolaborasi dengan anggota IDI, D2D diharapkan dapat memberi kemudahan untuk para dokter  di Indonesia dalam melakukan pendataan hasil skrining nasional penyakit tidak menular dan membaktikan diri ke masyarakat, sehingga semakin banyak masyarakat terhindar dari berbagai faktor risiko penyakit atau melakukan pengobatan lebih awal."

"Dengan program kolaborasi IDI dan D2D ini, kita berharap dapat bersinergi dengan program pemerintan dan membantu penurunan prevalensi PTM di Indonesia," kata Mohamad Salahuddin.

 Baca Juga: Hindari DBD, Berikut Tips untuk Mencegah Gigitan Nyamuk pada Anak