Nova.id – Sahabat NOVA tentu sudah tahu bahwa terdapat perbedaan harga bahan bahan minyak (BBM) antara di Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa. Perbedaan harga tersebut bukan tanpa alasan.
Dikutip dari My Pertamina, perbedaan harga BBM antara pulau Jawa dan luar pulau Jawa disebabkan karena adanya perbedaan biaya pengangkutan BBM ke wilayah tujuan.
Semakin jauh lokasi distribusi BBM, makin besar pula biaya pengangkutan yang dibebankan. Faktor ini yang menyebabkan harga BBM di luar Jawa cenderung lebih mahal dibanding di Jawa.
Harga BBM yang lebih mahal di banyak daerah memengaruhi aksesibilitas masyarakat terhadap berbagai kebutuhan pokok dan layanan publik. Pasalnya, biaya distribusi BBM yang tinggi berbanding lurus dengan biaya kebutuhan pokok seperti sembako.
Baca Juga: Percepat Target Program BBM Satu Harga, BPH Migas Tambah 47 Lembaga Penyalur di Tiga Daerah
Menyadari masalah tersebut, Presiden Joko Widodo mencanangkan program BBM Satu Harga pada 2017. Melalui program ini, Presiden berharap masyarakat di luar Pulau Jawa dapat menikmati harga BBM yang sama seperti di Jawa. Terutama bagi masyarakat yang berada di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Untuk mendukung kebijakan tersebut, Kementerian Energi dan Sumber Daya Manusia (Kemen ESDM) menggandeng Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) dan PT Pertamina Patra Niaga (Persero) untuk melaksanakan berbagai program percepatan BBM Satu Harga.
Hingga 2022, berbagai upaya serupa terus dilakukan BPH Migas. Salah satunya melalui penandatangan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri (Ditjen Bangda Kemendagri) di Kantor BPH Migas, Jakarta, Senin (31/10/2022).
Baca Juga: Pertamax Turun, Ini Harga BBM Non-subsidi Pulau Jawa dan Bali Terbaru
Kerja sama tersebut terkait dengan pembuatan pedoman Pembinaan dan Pengawasan Dalam Pengendalian Konsumen Pengguna Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu (JBT) dan Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan (JBKP) di provinsi, kabupaten dan kota.
Kepala BPH Migas Erika Retnowati mengatakan, perjanjian kerja sama tersebut diharapkan mampu memberikan pengawasan distribusi BBM agar tepat sasaran.
Selain itu, perjanjian kerja sama ini juga merupakan bentuk tindak lanjut nota kesepahaman antara koordinasi tugas dan fungsi lingkup Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan Kementerian ESDM.
“Tujuan perjanjian kerja sama ini adalah membuat pedoman untuk memperkuat koordinasi dan sinergitas antara BPH Migas dan Kemendagri sebagai pengampu pemerintah daerah. Terutama pengendalian konsumen yang berhak untuk mendapatkan JBT dan JBKP agar tepat sasaran,” ujar Erika seperti dikutip dari pemberitaan Parapuan, Senin (31/10/2022).
Penyalur BBM Satu Harga
Selain menjalin berbagai kesepakatan dengan pemerintah daerah maupun kementerian terkait, BPH Migas juga melakukan program percepatan distribusi BBM Satu Harga lewat pembangunan badan penyalur BBM.
Kepala BPH Migas Erika Retnowati menjelaskan, BPH Migas memiliki target pembangunan sebanyak 583 penyalur pada 2024. Sejalan dengan itu, BPH Migas dan PT Pertamina meresmikan badan penyalur BBM Satu Harga di tiga daerah, yakni Sorong di Papua Barat, Tojo Una-Una di Sulawesi Tengah, dan Halmahera di Kepulauan Maluku.
Peresmian agen penyalur di ketiga daerah tersebut dilakukan serentak di masing-masing kota pada Rabu (2/11/2022). Melalui peresmian tersebut, Komite BPH Migas Iwan Prasetya Adhi mengatakan bahwa BPH telah berhasil memiliki 400 penyalur BBM satu harga di seluruh Indonesia.
Adapun jumlah penyalur di tiga daerah sebanyak 47 lembaga, tersebut terdiri dari 25 penyalur di Sorong, 11 penyalur di Tojo Una-Una, dan 11 penyalur di Halmahera.
Secara total, BPH Migas telah memiliki 400 Penyalur BBM Satu Harga yang terdiri dari atas wilayah Sumatera 63 Penyalur, Kalimantan 90 Penyalur, Sulawesi 42 Penyalur, Jawa dan Madura 3 penyalur, Bali 2 penyalur, Nusa Tenggara 68 Penyalur, serta Maluku dan Papua 132 Penyalur.
Penambahan penyalur BBM Satu Harga tersebut membuat BPH Migas hanya perlu mengembangkan 160 penyalur lagi guna memenuhi target program BBM Satu Harga sebanyak 583 penyalur pada 2024.
“Secara total sudah ada 423 penyalur. Peresmian BBM Satu Harga meliputi 11 penyalur di area Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah,” ujar Iwan seperti dikutip dari pemberitaan Parapuan, Selasa (15/11/2022).
Terkait realisasi, Senior Vice President Logistik Integration and Optimization PT Pertamina Patra Niaga Arief Kurnia Ridianto menjelaskan bahwa volume BBM yang tersalurkan kepada masyarakat sudah mencapai 313.035 Kiloliter (Kl) pada 2022.
Baca Juga: Mengintip Harga BBM dari Masa ke Masa, Pernah Kurang dari 1 Rupiah
Jumlah ini, menurut Arief, lebih tinggi di bandingkan volume penyaluran SPBU BBM Satu Harga pada periode 2017 hingga 2021, yakni berada di angka 819.876 Kl.
“Realisasi volume penyaluran BBM Satu Harga terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa program BBM Satu Harga ini telah berhasil memberikan akses energi yang mudah dengan harga yang sama hingga ke wilayah 3T di seluruh Indonesia,” ujar Arief dilansir dari pemberitaan yang sama.
Melalui peresmian agen penyalur tersebut, Erika berharap, pelaksanaan Program BBM Satu Harga dapat memberikan manfaat dan dampak positif yang signifikan, mulai dari penurunan harga sembako, meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan, serta membawa dampak positif bagi perekonomian serta meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat.
“Penghematan pengeluaran BBM diharapkan diikuti dengan peningkatan kualitas hidup masyarakat di daerah 3T,” ujar Erika.