Shirley M. Oslan Rintis Mad For Makeup dengan Modal 800 Ribu Saja!

By Dinni Kamilani, Kamis, 8 Desember 2022 | 16:06 WIB
Shirley M. Oslan, Rintis Mad For Makeup dengan Modal 800 Ribu (DOK. Shirley M. Oslan)

NOVA.id - Jangan pernah takut untuk mencoba hal baru, karena bisa jadi dari sana ada keran rezeki baru terbuka. Seperti pengalaman dr. Shirley M. Oslan, Co-Founder Mad For Makeup. Berawal dari kesal, eh malah jadi cuan.

Berawal di tahun 2017, di mana saat itu Shirley yang masih bekerja sebagai dokter estetik pergi jalan-jalan dan tidak sengaja melihat sponge beauty blender yang dijual dengan harga Rp300.000.

Saat itu dia merasa agak kesal, atau yang dalam bahasa Inggris adalah mad. Bagaimana tidak, barang seperti beauty blender kan harus rutin diganti. Nah, dengan harga Rp300.000 menurutnya itu terlalu mahal.

Baca Juga: Mengenal Komunitas Pejuang Vaginismus, Saling Dukung Kalahkan Stigma

Dari sana, dengan modal Rp800.000 saja, Shirley pun nekat untuk jualan menghadirkan produk serupa. Namun dengan harga yang menurutnya pantas, tanpa mengurangi kualitas dari produk.

Dia pun mulai membangun merek Mad For Makeup di sosial media Instagram. Semuanya mulai dari desain dan konsep, Shirley mengerjakannya sendiri dan sesekali dibantu sang suami.

“Terus jualannya di marketplace saja, di instagram itu cara kita memasarkan karena kita juga modalnya enggak besar di awal. Kita enggak ada dana buat bayar influencer dan sebagainya. Dari Instagram itu kita kasih coba buat orang-orang yang mau coba produk kita kalau bahkan gratis. Kita berharap mereka bisa membantu memasarkan dari mulut ke mulut saja sudah lumayan,” kenangnya.

Baca Juga: Dokter Grace Hananta Pilih Holistik Agar Pasien Sembuh Sempurna

Kemasan Unik

Sadar sebagai pendatang baru, maka produk miliknya harus punya perbedaan dengan yang lain. Selain menghadirkan kualitas terbaik, Shirley pun rajin melakukan inovasi pada kemasan produknya.

Sponge dulu kita jual dengan harga Rp60.000 sampai Rp70.000. Kalau dibandingkan produk yang ada di pasaran di 2017 mungkin orang tertarik dengan branding juga karena kita kemasannya agak unik. Dari sponge-nya ukurannya lebih kecil dan bounce banget, sehingga pas dipakai enak dan enggak menyerap banyak produk,” terangnya.

Alhasil, di tahun pertama bisnisnya berjalan, Mad For Makeup berhasil menjual setidaknya 20 ribu pack sponge beauty blender.

Baca Juga: Hestia Istiviani Tularkan Keseruan Membaca Melalui Gerakan Baca Bareng

Selanjutnya, Shirley pun mulai mengembangkan Mad For Makeup. Dari yang tadinya hanya menyediakan peralatan kecantikan saja, akhirnya mengeluarkan produk skincare dan makeup.

Nah, yang menjadi ciri khasnya hingga saat ini adalah produk makeup Mad For Makeup dibuat tidak hanya untuk mempercantik wajah, tapi juga menyehatkan.

Kata Shirley, “konsepnya kita selalu mementingkan skin loving makeup. Jadi semua makeup ada kandungan skincare-nya untuk menjaga kesehatan kulit. Contohnya concealer sekaligus mengandung serum. Jadi enggak hanya nutupin jerawat yang kemerahan, tapi bisa juga bantu untuk menenangkan kulit.”

Produk Sempat Gagal

Tapi, seperti halnya hidup yang tak selalu berjalan mulus, Mad For Makeup juga pernah gagal mengeluarkan produk alias enggak laku di pasaran.

Baca Juga: Finna Yudharisman, Redup Jadi Fesyen Influencer Kini Sukses Jadi Momfluencer

 

“2018-an kita ngeluarin lipstik effortless jadi lipstik bentuk pensil perlu diserut gitu dan itu tekstur nya benar-benar creamy banget. Sedangkan saat itu orang-orang masih suka banget sama matte lipstik. Jadi produk itu enggak perlu berhasil,” kenang Shirley.

Tapi, tentu Shirley tak menyerah, apalagi dia belajar dari pengalaman sang ibu yang jadi sumber inspirasinya.

“Ibu aku dulu buka salon dan itu pernah kebakaran sampai dua kali dan setiap kali gagal itu dia bisa bangkit lagi, bangkit lagi, dan bangkit lagi. Karena dia punya tanggung jawab untuk keluarga. Jadi kenapa aku enggak (seperti itu juga, red.),” ujarnya.

Shirley menganggap gagal adalah jalan menuju sukses, apalagi sebagai manusia pasti akan selalu melakukan kesalahan. Tapi, yang paling penting kata dia adalah bagaimana tidak larut dalam keterpurukan dan mencari hikmah dari kegagalan yang ada.

Baca Juga: Rita Tila, Bangga Buktikan Seniman Tradisional Bisa Mendunia

“Lebih baik gagal sekarang lebih lebih cepat gagal jadi kita bisa banyak belajar dari sana,” pungkasnya.

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA, setiap Kamis siang.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News. (*)