Mengupas Tuntas Cerita Pilu tentang Satu Keluarga Diracun, Ini Pengakuan Saudara hingga Tetangga

By Dinni Kamilani, Kamis, 8 Desember 2022 | 17:32 WIB
Rumah keluarga Abas Ashar di Jalan Sudiro, Gang Durian, Dusun Prajenan, Desa/ Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Abas, istri dan anak pertamanya ditemukan tewas di kamar mandi, Senin (28/11). (KOMPAS.COM/IKA FITRIANA)

"Perasaan saya hancur, sekalipun pelakunya adalah anaknya (korban), tapi yang dibunuh adik saya. Secara manusiawi, saya merasa kehilangan," kata Agus, usai prosesi pemakaman korban di TPU Sasono Loyo, Dusun Prajenan, Desa Mertoyudan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Senin malam (28/11).

Mewakili pihak keluarga, Agus menyerahkan kasus ini sepunuhnya kepada polisi dan berharap proses hukum berjalan sesuai ketentuan yang ada.

Baca Juga: Misteri Penemuan Mayat Satu Keluarga di Kalideres, Kondisi Jasad Mengering dan Ditemukan Kapur Barus

 

Perilaku Pelaku Berubah

Pengakuan tersangka terkait motif pembununan belakangan dibantah pihak keluarga. Paman tersangka, Sukoco (69) mengatakan bahwa pengakuan tersangka melakukan pembunuhan karena jadi tulang punggung keluarga tersebut tidak benar.

"Sama sekali tidak betul, kalau soal duit itu ya saya cukup lah. Wong, dia (tersangka) tidak bekerja kok. Kalau jadi tulang punggung itu dasarnya apa, kan cuma untuk pembelaan diri saja," ujar Sukoco.

Sebaliknya, Sukoco mengatakan DDS yang merupakan anak kedua dari keluarga ini lah yang justru merusak keuangan orang tuanya.

"Justru yang merusak dana-dana orang tua itu dia sendiri. Dengan kebohongan-kebohongannya, kepandaiannya, sehingga dana-dana orang tua digerogoti," tutur Sukoco.

Menurut Sukoco, DDS bahkan menghabiskan uang hingga Rp32 juga setiap bulan dengan alasan digunakan untuk mengikuti sejumlah kursus. Informasi tersebut Sukoco dapatkan dari adiknya.

Baca Juga: Profil dan Biodata Brigadir J yang Tewas karena 7 Tembakan Bersarang di Tubuhnya

"Jadi waktu almarhumah adik saya (Heri Riyani), pernah beberapa bulan yang lalu bertemu dengan saya katanya, Mas ini untuk pengeluaran Dhio satu bulan 32 juta untuk kursus bahasa Inggris, belum yang lain-lainnya," jelas Sukoco.

Sukoco mengatakan DDS memang kerap dimanja sejak kecil. Kepribadian tersangka, kata Sukoco, berubah sejak keponakannya tersebut menjadi korban kecelakaan pada tahun 2019 lalu.

Padahal sebelumnya, tersangka merupakan sosok pria yang baik hati. "Karakternya jadi berubah, sekarang penuh rekayasa," kata Sukoco.

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA, setiap Kamis siang.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store. (*)