MSG Terbukti Aman, UMKM Wajib Pastikan Takaran Sesuai Aturan hingga Perhatikan Cara Penyimpanannya Menurut Ahli

By Widyastuti, Selasa, 13 Desember 2022 | 11:29 WIB
ilustrasi MSG (iStock)

"Yang sudah-sudah kami temukan kasus tersebut tidak berlangsung lama. Secara penggunaan bahan tambahan pangan yang telah mendapatkan izin edarnya dari BPOM dan kehalallanya sudah terbukti secara general aman, namun memang ada kasus tertentu namun tidak berakibat dan berdampak fatal pada kesehatan.

Kami membenarkan bahwa selama ini penyedap MSG yang beredar di indonesia adalah aman untuk dikonsumsi," jelas Mursalim dalam sesi tanya jawab dengan media.

Ia turut menjelaskan, MSG tidak berbahaya jika dipergunakan dalam batas aturan yang telah ditentukan. Penggunaan dalam takaran terbatas dan sesuai dengan aturan yang diatur oleh indonesia semua aman.

"Sekali lagi saya tegaskan, selama pemerintah Indonesia menyatakan bahwa yang dikeluarkan telah mendapatkan izin edar maka tidak berbahaya dikonsumsi. Yang tidak sesuai itu adalah penggunaanya yang berlebihan atau tidak sesuai dengan aturan yang telah ditentukan," ujar Mursalim.

Pemilik Coto Mangkasara, Florentina Panti Rahayu yang turut hadir dalam diskusi turut memaparkan pengetahuan Food Safety harus dimiliki bagi seluruh pengusaha bidang makanan dari tingkat golongan warung kaki 5 hingga hotel bintang 5.

"Saya Sebagai pribadi yang diantaranya sudah hampir 15 tahun bergerak dalam bidang kuliner tentu sangat memperhatikan masalah food safety. Karena kita sebagai pengusaha itu harus berprinsip berdagang dengan beretika bermoral dan bertanggung jawab bagi masyarakat," ungkapnya.

Berkaitan dengan pembahasan talkshow dikatakan Florentina, MSG kita tidak usah juga membabi buta berpandangan bahwa MSG itu mematikan. MSG pada zamannya ditemukan oleh seorang profesor di Jepang. Dalam arti melalui riset yg dapat dipertanggung jawabkan.

Yang lebih penting mengedukasi masyarakat apa itu MSG sampai sejauh mana aman dikonsumsi dengan takaran yang benar dan memberi alternatif bahan-bahan lain yang dapat memperkuat cita rasa gurih dalam masakan.

"Saat ini ada kaldu jamur yang harus dibaca juga komposisinya kerana masih ada yang mengandung Monosodium Glutamate atau MSG. Jadi yang lebih penting itu mengedukasi bukan melarang. Karena kalau dianggap barang terlarang tentu pemerintah harus menutup pabrik produsen MSG," ungkap Florentina.

Dilanjutkannya, Coto Mangkassara Daeng Rhulie miliknya memang menambahkan MSG dalam masakannya meskipun pada dasarnya coto makassar itu berbahan daging yang sdh menghasilkan rasa gurih dengan ditambahkan tulang-tulang besar sehingga membuat kaldu yang cukup.

"Tapi untuk memenuhi selera masyarakat saya juga menambahkan kaldu untuk memperkuat rasa gurihnya. Yang terpenting adalah dalam skala besar atau kecil usaha kita harus Memiliki Standard Oprasional Prosedure.

SOP itulah yg harus ditaati oleh pengusaha dan karyawannya. Dari mulai belanja bahan kita kan sudah tentukan apa saja yang harus kita belanja dan bagaimana takaran serta penyajiannya," terang Florentina. (*)