Pasien Kanker Berisiko Tinggi Terjangkit Covid-19, Vaksin dan Terapi Imunisasi Pasif Jadi Senjata untuk Bentuk Kekebalan Imunitas

By Annisa Octaviana, Sabtu, 17 Desember 2022 | 05:30 WIB
Ilustrasi pengobatan kanker (istock)

Antibodi monoklonal menargetkan Spike Protein Virus COVID-19 sebagai pencegahan (Preexposure Prohylaxis/PrEP) terhadap Infeksi SARS-CoV-2.

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, antibodi monoklonal dapat mencegah terjadinya infeksi COVID-19 pada Kelompok Rentan, salah satunya adalah pasien kanker.

Di sisi lain, antibodi monoklonal dapat memberikan perlindungan jangka panjang hingga 6 bulan dan efektif melawan virus SARSCov-2 yang telah bermutasi.

Efektivitas Vaksin COVID-19 berkurang pada individu dengan gangguan fungsi sistem imun. Sebagai solusi, individu dengan gangguan sistem imun memerlukan opsi tambahan untuk mendapatkan perlindungan yang lebih optimal terhadap infeksi COVID-19.

Cancer Information and Support Center (CISC), melalui Aryanthi Baramuli Putri, Pendiri dan Ketua CISC, mengungkapkan selain vaksin dan antibodi monoklonal, pasien kanker juga diimbau untuk terus menerapkan protokol kesehatan 3M yakni menjaga jarak, mencuci tangan, dan menggunakan masker.

“Apabila dibutuhkan, CISC juga senantiasa hadir untuk memberikan dukungan dan menyediakan informasi terkait pasien kanker dalam melindungi diri dari COVID-19,” jelas Aryanthi Baramuli Putri.

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA, setiap Kamis siang.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.