NOVA.id - Layaknya sebuah roda yang berputar, begitu juga kehidupan Erlyanie yang berubah dari seorang asisten rumah tangga (ART) menjadi bos skincare dengan omzet miliaran rupiah.
Tapi, di balik kesuksesannya sekarang, ada banyak kisah pilu di baliknya. Mulai jadi ART di usia 13 tahun, menerima banyak caci maki, hingga diludahi di wajahnya.
Lantas, bagaimana cara Erly bangkit sampai akhirnya sukses mendirikan merek skincare B Erl?
Ditinggal Ibunda
Ditinggal pergi selamanya oleh sang ibu saat berusia 6 tahun membuat kehidupan Erlyanie berubah drastis.
Baca Juga: Elima, Fashion Indonesia yang Mendunia, Karya Lima Perempuan Kreatif
Di tahun 2000, tepat setelah menerima ijazah SD, Erlyanie yang masih berusia 13 tahun nekat untuk ikut dengan tantenya merantau dari Boyolali ke Jakarta.
Di Jakarta Erlyanie bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) dengan bayaran di bawah standar yakni Rp100.000. Tak semudah yang dibayangkan, ternyata baru 6 bulan bekerja ia harus diberhentikan.
“Namanya anak kampung, yang namanya gosok belum tentu rapi, nyuci juga belum bersih-bersih banget. Akhirnya dibalikin,” ujarnya.
Tak lama dari itu, ia mendapatkan pekerjaan kembali sebagai ART. Namun, lagi-lagi nasib kurang baik masih menimpanya.
“Sudah satu tahun kerja, mau mudik enggak dikasih bayarannya. Dia bilang kamu, kan, di sini sudah saya anggap seperti anak,” kenangnya.
Baca Juga: Putuskan Berhenti Jadi Manajer, Sosok Dewi Harlas Kini Sukses Ekspor Bulu Mata
Tapi, ia tak mau buru-buru menyerah. Meskipun, sampai dua tahun lagi-lagi ia masih tak mendapatkan gajinya. Sayang, Erly kecil merasa tak punya pilihan.
Pikirnya saat itu asal ada tempat untuknya berteduh di Jakarta saja.
Sekolah dan Kuliah
Singkat cerita, meskipun tanpa bayaran, bahkan mendapatkan perlakuan tak baik, Erly tetap bertahan bekerja dengan majikannya.
Satu sisi, semangatnya untuk bisa kembali sekolah tak pernah padam. Setiap kali usai menyelesaikan tugasnya, ia selalu curi-curi waktu mengintip orang yang belajar di Sekolah.
Sampai akhirnya, dirinya dipergoki langsung oleh kepala sekolah yang masih bertetangga dengan majikannya.
Baca Juga: Finna Yudharisman, Redup Jadi Fesyen Influencer Kini Sukses Jadi Momfluencer
“Karena aku kan di-framing anak angkat, jadi enggak mungkin dia bilang ke tetangga enggak boleh sekolah,” katanya.
Alhasil, ia bisa bersekolah sampai lulus SMA. Kemudian bekerja sebagai SPG dan melanjutkan kuliah.
Mulai Bisnis
Di bangku kuliah, dari modal Rp200.000 ia mulai berjualan aneka produk, dari elektronik sampai produk skincare. Bisnisnya kala itu menjadi salah satu pemasok aneka produk dari Cina. Demi menjalankannya, ia bisa tidur jam dua dini hari.
“Jadi aku kayak jual palugada. Bahkan, aku bisa jual 500 buah ponsel dalam satu minggu. Saking sudah banyak konsumennya, aku punya tujuh ponsel blackberry. Satu ponsel ada 2000 kontak,” ujarnya lagi.
Baca Juga: Dokter Grace Hananta Pilih Holistik Agar Pasien Sembuh Sempurna
Meski begitu, ia mengaku lebih memiliki passion di industri kecantikan, kata Erly, "Sejak jualan kosmetik, kok, saya merasa senang dan jadi banyak belajar seputar kosmetik yang aman seperti apa dan lain sebagainya."
Gayung bersambut, di tahun 2015 saat bertemu dengan suaminya, mereka berusaha untuk memiliki produk skincare sendiri.
“Kami mulai mencari merek, kata ayah (panggilan untuk suaminya, red.) ada nama ‘Erl’ saja. Jadi B Erl, artinya besar, berkah, bermanfaat. Jadi kayak si Erly kecil ini punya doa itu dari brand ini,” kenangnya lagi.
Produksi B Erl yang pertama pun langsung 10.000 buah yang dilakukan secara bertahap. Mulai dari produk facial serum yang masih jadi best seller sampai saat ini.
Baca Juga: Jadi Petani Itu Keren, Ridwan Kamil Wisuda 1.249 Petani Milenial Jawa Barat di IPB
Waktu launching, produknya ludes hanya dalam waktu 2 minggu saja, lho. Bahkan, di-review oleh influencer, salah satunya Tasya Farasya. Saat ini, B Erl memiliki 50.000 lebih reseller yang tersebar di seluruh Indonesia.
Menariknya, semangat juang Erly dengan latar belakang ART juga ikut dirasakan Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Taiwan, Hongkong, Singapura, dan Malaysia.
“Gara-gara kisah aku yang perjuangan ART itu, akhirnya banyak orang di luar itu ikut semangat. Mereka jualan B Erl ini, sehingga banyak agen di sana,” pungkasnya.
Sukses terus ya, B Erl! (*)