Manfaat dan Risiko Merekam Kegiatan Hubungan Intim dengan Pasangan

By Alsabrina, Sabtu, 14 Januari 2023 | 08:30 WIB
(Ilustrasi0 Merekam hubungan intim dengan pasangan (dok. freepik.com)

NOVA.id - Masih banyak pasangan yang mendokumentasikan atau merekam kegiatan hubungan intimnya.

Biasanya, hal ini dilakukan untuk meningkatkan birahi keduanya.

Tak hanya itu, ada pula yang mengatakan jika merekam atau mendokumentasikan hubungan intim dengan pasangan untuk membahas gaya bercinta keduanya.

Lalu, sebenarnya bolehkah untuk merekam hubungan intim dengan pasangan? Ada kah manfaatnya? Bagaimana risikonya?

Psikolog Anindita Citra Setiarini, M. Psi menuturkan pada NOVA di Edisi 1552 lalu, mengatakan kebiasaan mendokumentasikan ketika berhubungan intim tidak bisa dibilang suatu kelainan.

“Memberikan label atau judgement tertentu, seperti kelainan psikis atau kelainan seksual kepada pasangan yang mendokumentasikan hal intim belum tentu tepat, ya," kata Citra.

Walau tak bisa dibilang suatu kelainan, ketika pasangan atau salah satu pihak sudah mulai terobsesi untuk merekam kegiatan seksual seperti hubungan intim tentu bisa menyebabkan masalah interpersonal dan perlu diterapi.

"Namun apabila pasangan atau salah satu pihak tersebut terobsesi untuk selalu mendokumentasikannya, hal tersebut bisa menyebabkan distress atau masalah interpersonal pada dirinya. Besar kemungkinan dia mengalami gangguan psikologis dan perlu diterapi,” ujar Citra.

Mendokumentasikan hal intim untuk kepuasan pribadi tidaklah sepenuhnya salah, asalkan privasi tetap terjaga.

Baca Juga: Bukan Hanya Kamar Tidur, Ini 7 Lokasi di Rumah yang Cocok untuk Berhubungan Intim agar Makin Hot

Selama privasi terjaga dan bukan untuk disebarluaskan, apalagi dikomersilkan, itu bukanlah suatu kelainan tapi kesenangan semata.

Akan tetapi jika untuk disebarkan ke orang lain, maka hal tersebut sudah merupakan kelainan atau eksibionis.

Eksibionis merupakan suatu kelainan mental, di mana seseorang akan mendapatkan kepuasan jika memamerkan alat kelaminnya atau bagian tubuhnya yang dianggap tabu kepada orang lain.

Misalnya seorang pria yang memamerkan alat kelaminnya kepada wanita yang tidak dikenal atau seorang wanita yang memamerkan payudaranya kepada pria atau orang lain.

Memang hal seperti ini ada baiknya dibicarakan terlebih dahulu kepada pasangan, sehingga baik suami maupun istri akan memahami sudut pandang satu sama lain.

Yang perlu dibicarakan adalah konsekuensi apa yang akan didapat jika melakukan hal tersebut, yaitu mendokumentasikan hal intim.

Tidak hanya memikirkan risiko jangka pendek saja, tetapi juga untuk jangka panjangnya. Misalnya seperti risiko dokumentasi hilang atau suatu saat tidak sengaja tersebar.

Manfaat merekam kegiatan hubungan intim dengan pasangan

Meskipun sebagian orang menganggap mendokumentasikan hubungan intim adalah hal yang tabu dan berisiko tinggi, sebenarnya mendokumentasikan hal intim memiliki manfaat, lho.

Baca Juga: 3 Cara Bangun Kepercayaan Diri Saat Berhubungan Intim dengan Pasangan, Jangan Minder Lagi!

Manfaat tersebut tentu saja berguna untuk pasangan yang terlibat.

“Manfaatnya mereka bisa berbagi mengenai fantasi, preferensi, dan evaluasi mengenai hubungan intim yang mereka lakukan."

"Tentunya hal tersebut dapat meningkatkan kadar intimacy dan kepuasan kepada pasangan,” kata Citra.

Selain itu bagi beberapa pasangan, mendokumentasikan hal intim dapat menjadi sesuatu yang seru dan menyenangkan untuk dilakukan bersama.

Terlebih untuk pasangan yang menjalani hubungan jarak jauh alias LDR.

Mendokumentasikan hal intim juga bisa dijadikan sebagai penawar rindu, ketika sedang tidak memungkinkan untuk bertemu.

Risiko merekam kegiatan hubungan intim dengan pasangan

Tak bisa dipungkiri, nyatanya terdapat beberapa kasus dimana mantan pasangan menggunakan video intim atau foto mesra mereka untuk mengancam pasangannya.

Oleh karena itu, jika memang berniat mendokumentasikan hal intim bersama pasangan, sebaiknya kedua pihak sama-sama setuju dan tanpa ada unsur paksaan.

Baca Juga: Nyeri Saat Bercinta? Waspada Vaginismus, Ini Penyebab dan Gejalanya

“Jika salah satu pihak merasa tidak nyaman melakukannya atau bahkan belebihan, sebaiknya hal tersebut dikomunikasikan kepada pasangan secara baik-baik."

"Memang sulit membuat seseorang sadar apabila ia belum bisa menyadari atau menerima bahwa perilakunya memiliki dampak pada kehidupan sehari-hari."

"Apabila dirasa sudah membutuhkan mediasi, tidak perlu ragu untuk membuat janji pertemuan dengan konselor pernikahan,” jelas Citra.

Risiko yang paling mengancam memang tersebarnya dokumentasi intim bersama pasangan.

Apabila kita tidak mau ada orang lain yang melihatnya, maka sebaiknya kita menyimpannya dengan pengamanan ekstra atau justru tidak mendokumentasikannya sama sekali.

Untuk memiliki hubungan yang dalam dan bermakna, banyak cara yang bisa dilakukan untuk mendokumentasikan hal intim. Tinggal kita eksplor saja bersama pasangan.

Kalau Sahabat NOVA sendiri bagaimana? Setuju kah untuk merekam hubungan intim dengan pasangan?

(*)