NOVA.id - KB spiral atau KB IUD (Intra Uterine Device) menjadi perbincangan di kalangan masyarakat, terlebih bagi para perempuan.
Hal ini dikarenakan Ashanty yang mengalami pendarahan setelah melepas KB spiral hingga rawat inap di rumah sakit.
Meski demikian, masih banyak yang penasaran dengan KB spiral ini.
IUD merupakan alat terbuat dari plastik dan/atau tembaga berbentuk T yang dimasukkan ke dalam rahim kita oleh dokter atau perawat.
Alat kontrasepsi yang satu ini diklaim 99% efektif dalam mencegah kehamilan.
KB spiral juga dianggap praktis karena memiliki jangka waktu tertentu, yakni biasanya 5-10 tahun.
Mengenai KB spiral, Tim NOVA.id sudah bertanya ke 4 ibu muda yang memakai KB IUD.
Mereka menceritakan pengalamannya memakai KB spiral. Alasan memilih KB tersebut hingga harga pemasangan dan perawatan KB spiral.
1. Alasan memilih KB spiral
Saat Tim NOVA bertanya mengenai alasan memilih KB spiral dibandingkan KB lainnya adalah karena tak memengaruhi tubuh, keamanannya, dan kepraktisannya.
"Setau aku itu yang paling aman dan nggak ribet ya bolak-balik RS," ujar Maulina (31) saat dihubungi Tim NOVA.id, Minggu (12/02/23).
Baca Juga: Berkaca dari Kasus Ashanty, Kenali Efek Samping dari KB Spiral
"Pake kb spiral/iud karena maintenancenya nggak ribet, nggak usah bolak balik faskes tiap sebulan sekali kaya suntik, dan sifatnya gak hormonal juga jadi ga mempengaruhi kondisi tubuh," jelas Lia (29).
"Dari info yang aku tahu, spiral itu paling aman efek sampingnya, nggak ngaruh hormon, nggak bikin gemuk badan," kata Mieke (29).
"Karena tingkat keberhasilan tinggi dibanding kb suntik," ujar Wulan (29).
2. Efek samping yang dirasakan
Ternyata, 4 ibu muda tersebut juga merasakan efek samping setelah menggunakan KB spiral.
Rata-rata, efek sampingnya adalah merasa ngilu saat pemasangan hingga frekuensi haid yang cenderung lebih lama.
"Awal awal pemasangan sakit pinggang kaya dysmenor, tapi its normal karena rahim lagi beradaptasi sama benda asing."
"Beberapa bulan pertama setelah pemasangan sempat mengalami haid berat, tapi itu karena rahim masih adaptasi."
"Setelah masa adaptasinya lewat, haid kembali normal, teratur, dan bahkan gak pernah ngalamin sakit haid lagi. Tapi, gatau ini ada hubungannya sama iud atau umumnya pasca melahirkan bakal begini," kata Lia.
"Sakit (awal pemasangan), agak trauma hahaha. Kalau haid, malah normal, tapi bedanya bisa dapat (haid) 2 minggu sekali. Tapi, nggak setiap bulan," ujar Maulina.
"Efeknya sering ngeflek di luar waktu haid dan darah biasa aja (tidak berat/deras), tapi jangka haid lebih lama. Bisa sampai 10 hari," cerita Wulan.
Baca Juga: Ashanty Dilarikan ke Rumah Sakit Akibat Pendarahan karena Lepas Alat KB Spiral
"Sampai saat ini gak ada keluhan sakit di bagian V ataupun perut, hanya saja durasi haid lebih lama dari sebelumnya."
"Dulu (sebelum menggunakan KB), 5-7 hari sudah sama flek sebelum/sesudah haid. Kalau sekarang bisa 14-16 hari beserta flek, biasanya deras darah cuma 4-5 hari sisanya flek gak selesai-selesai," kata Mieke.
3. Harga KB spiral
Harga KB spiral ternyata beragam. Ada yang gratis karena ikut program wilayah setempat, namun ada pula yang jutaan.
Berikut harga KB spiral yang telah NOVA.id himpun.
1. RS Hermina Ciledug tahun 2022
IUD Nova T
Rp800.000++ (belum biaya dokter)
2. RS Bunda Aliyah Depok tahun 2020
IUD Nova T
sekitar Rp1.5 juta (sudah dengan dokter, vitamin, dan obat-obatan)
Baca Juga: Pakai KB Bisa Bikin Depresi dan Mood Swing? Ini Penjelasan Lengkap dari Ahli
3. BPM (Bidan Praktik Mandiri) tahun 2021
IUD Tembaga merek Andalan
sekitar Rp400 ribuan
4. Free karena program KB dari pemerintah, Lokasi di puskesmas, tahun 2021.
Mieke bercerita bahwa saat itu ada program dari posyandu untuk menggunakan KB spiral.
"Kebetulan di daerah sini, kalau balita dan bumil di data terus jadi pas mau lahiran di tawarin mau nggak," ungkap Mieke.
Jangan lupa persiapkan biaya pengecekan rutin, yakni sekali dalam setahun.
Biaya ini biasanya berbeda-beda, tergantung dari rumah sakit yang dituju. Biasanya berkisar antara 200-400 ribu rupiah.
(*)