Ayah ini orang yang mudah sekali marah. Banyak sekali hal yang membuat ayah naik darah.
Saya jarang berinteraksi dengan ayah, ya salah satunya takut kena marah seperti kakak. Beberapa masalah yang menurut saya bisa diselesaikan tanpa marah-marah pun, ayah tetap saja marah-marah.
Beberapa bulan lalu, saya sempat kena pelecehan secara verbal oleh guru saya sendiri, Bu. Tangis saya pecah saat sampai di rumah.
Saya akhirnya bercerita pada ayah. Tapi jawaban ayah malah seakan-akan saya yang memancing guru tersebut. Padahal saya sekolah di madrasah, baju seragam saya menutup aurat.
Jujur saya sedih waktu itu, hingga sekarang saya sudah tidak percaya lagi untuk cerita tentang masalah saya ke ayah.
Minggu lalu, saya sempat bertengkar dengan ayah. Lebih tepatnya saya dimarahi ayah.
Ayah menawari saya untuk ikut workshop melalui Zoom. Bukan hanya sekali ayah menawari saya. Saya sedang mengurus masalah lain waktu itu, jadi saya dalam posisi megang HP.
Saya tetap mendengarkan ayah sambil menunduk tanpa nge-swipe hp. Saya menolak secara tidak langsung.
Ayah bertanya dengan suara kecewa mengapa saya menolak. Saya yang sudah capek ditanyai terus, akhirnya saya iyakan.
Tapi ayah malah bilang saya tidak ikhlas mengiyakan ajakan beliau. Saya bingung, akhirnya saya diam dan menunduk.
Tapi tiba-tiba ayah memukul meja…
Baca Juga: Konsultasi Psikologi: Lagi, Aku Lihat Ayah Bermesraan Masuk Apartemen