Hubungan Intim Saat Sedang Menyusui Mempengaruhi Gairah Seksual, Ini Penjelasannya

By Alsabrina, Sabtu, 4 Maret 2023 | 18:05 WIB
Hubungan intim saat menyusui (FatCamera)

NOVA.id - Menyusui dapat memengaruhi gairah seksual kita dalam melakukan hubungan intim dengan pasangan.

Dilansir dari Healthline.com, hasil dari studi tahun 2005 menemukan bahwa perempuan yang sedang menyusui lebih cenderung menunda untuk melanjutkan hubungan intim setelah melahirkan anak mereka daripada perempuan yang tidak menyusui.

Setelah melahirkan, hormon estrogen, yakni hormon penting untuk dorongan seks akan turun dan kadar dua hormon, prolaktin dan oksitosin, akan naik.

Kedua hormon ini merupakan hormon yang berfungsi merangsang ASI dan membangkitkan perasaan bahagia dan kesenangan.

Kendati demikian, kedua hormon ini memiliki dampak yang sangat berbeda pada tubuh dan masing-masing dapat mengganggu gairah seks kita.

Kombinasi peningkatan prolaktin dan oksitosin dapat membuat kita merasa sangat senang saat menyusui.

Kebutuhan keintiman emosional dan fisik kita mungkin terpenuhi dengan menyusui si kecil, sehingga gairah seksual kita bisa berkurang.

Hal ini membuat sebagian ibu tidak memiliki keinginan untuk mencari kasih sayang dari pasangan.

Walau begitu, hal sebaliknya juga bisa terjadi.

Peningkatan hormon dan sentuhan sensual dapat meningkatkan hasrat keinginan hubungan intim kita.

Seperti yang diketahui, payudara merupakan zona sensitif seksual.

Baca Juga: Waktu Ideal untuk Melakukan Hubungan Intim Setelah Melahirkan

Bagi sebagian lain, mungkin menemukan bahwa akan lebih mudah terangsang berkat hormon dan sensasi yang melonjak di tubuh.

Bagaimana pun hasilnya, baik itu hormon menjadi rendah atau justru tinggi, penting mengetahui bahwa hal tersebut adalah hal yang normal.

Pada waktunya nanti, gairah berhubungan intim akan kembali seperti sebelum kehamilan.

Menyusui sendiri merupakan salah satu cara alami untuk mencegah kehamilan. Ini dikenal sebagai metode amenore laktasi (MAL).

Setelah melahirkan, siklus menstruasi akan terlambat atau terhenti sementara. Sehingga, tidak terjadi ovulasi.

Hal tersebut disebabkan oleh pelepasan hormon prolaktin, yaitu hormon yang bertugas untuk merangsang produksi ASI pada tubuh ibu.

Saat jumlah hormon prolaktin meningkat, hal ini akan menghambat pelepasan sel telur, sehingga semakin sering menyusui si kecil, besar kemungkinan tidak terjadi kehamilan setelah melahirkan.

Jika digunakan dengan benar, menyusui bisa 98 persen efektif mencegah kehamilan dalam enam bulan pertama setelah melahirkan.

Namun, itu tidak sesederhana kedengarannya. Metode ini hanya efektif jika Sahabat NOVA memenuhi syarat-syaratnya.

1. Harus memiliki bayi yang berusia kurang dari 6 bulan.

2. Harus menyusui bayi kita secara eksklusif, dengan menyusui setidaknya setiap empat hingga enam jam sekali selama 6 bulan pertama.

Baca Juga: Hubungan Intim Setelah Pasang KB Spiral Ternyata Aman, Tapi Harus Perhatikan Ini

3. Harus menyusui langsung dari payudara, bukan dengan botol pompa.

4. Jika menggunakan susu formula atau makanan padat selain menyusui, cara ini tidak akan berhasil.

5. Jika sudah mengalami haid sejak melahirkan, cara ini sudah tidak efektif lagi.

Penelitian menunjukkan bahwa hanya 26 persen perempuan yang mempraktikkan metode amenore laktasi yang benar-benar memenuhi kriteria tersebut.

Jika Sahabat NOVA ingin menggunakan metode tersebut untuk mencegah kehamilan selanjutnya, bicarakan dengan dokter agar mendapat penanganan yang tepat. (*)