Keputihan Setelah Berhubungan Intim Ternyata Pertanda Penyakit Ini

By Alsabrina, Minggu, 5 Maret 2023 | 20:03 WIB
Keputihan setelah berhubungan intim (iStockphoto)

NOVA.id - Keputihan yang datang setelah berhubungan intim merupakan pertanda adanya penyakit.

Keputihan setelah berhubungan intim tersebut biasanya disebabkan oleh bakteri vaginosis, infeksi jamur, dan penyakit menular seksual.

Namun, sebenarnya, keputihan adalah hal yang normal terjadi pada setiap perempuan.

Keputihan berfungsi untuk menjaga jaringan Miss V tetap sehat, memberikan pelumasan, melembapkan, dan melindungi Miss V dari infeksi dan iritasi.

Keputihan juga biasanya datang setelah berhubungan intim. Hal ini biasanya disebabkan oleh gairah seksual dan ejakulasi perempuan.

Gairah seksual merangsang peningkatan aliran darah ke Miss V dan menyebabkan pembengkakan di labia, klitoris, dan jaringan yang melapisi Miss V.

Karena hal tersebut lah kelenjar di Miss V mengeluarkan cairan encer yang membantu melumasi vagina saat berhubungan intim.

Kehadiran cairan ini dapat membuat keputihan lebih terlihat. Kotoran mungkin menjadi lebih kental dan memiliki penampilan putih bening atau susu.

Walau keputihan setelah berhubungan badan dianggap normal, namun ada beberapa tanda bahwa keputihan tersebut berbahaya.

Bisa jadi keputihan adalah pertanda penyakit menular seksual atau adanya bakteri vaginosis dan infeksi jamur di Miss V.

Yuk, kenalan dengan bakteri vaginosis, infeksi jamur, dan penyakit menular seksual.

Baca Juga: Amankah Berhubungan Intim Saat Alami Keputihan dan Gatal? Ini Penjelasannya

1. Bakteri Vaginosis

Bakteri vaginosis sendiri adalah pertumbuhan berlebih dari bakteri vagina normal. Itu terjadi ketika pH Miss V terganggu selama hubungan intim.

Bisa juga karena melakukan douching atau pembersihan yang terlalu sering sehingga mengganggu keseimbangan pH Miss V.

Keputihan dengan bau amis menyengat, lebih kental, dan berwarna putih keabu-abuan menjadi gejala bakteri vaginosis.

Kemudian, diikuti dengan debit lebih banyak dari biasanya, Miss V terasa gatal, dan rasa terbakar saat buang air kecil.

Bakteri vaginosis bisa disembuhkan dan biasanya diobati dengan antibiotik yang telah diresepkan oleh dokter.

Bakteri vaginosis yang tidak diobati dapat meningkatkan risiko infeksi menular seksual (IMS) dan komplikasi selama kehamilan.

2. Infeksi jamur

Infeksi jamur terjadi ketika Candida, jamur vagina normal, tumbuh terlalu banyak. Ini juga dikenal sebagai kandidiasis vagina. Infeksi jamur dapat menyebar melalui hubungan intim.

Biasanya, keputihan yang menandakan infeksi jamur akan terasa kental, berwarna putih, namun menggumpal. Sementara baunya tidak terlalu menyengat.

Kemudian, ada gejala lainnya seperti rasa terbakar dan kemerahan di area Miss V dan sakit saat penetrasi maupun buang air kecil.

Baca Juga: 5 Cara Menghilangkan Gatal di Miss V karena Keputihan, Jangan Salah Langkah!

3. Penyakit radang panggul

Penyakit radang panggul adalah infeksi yang terjadi jika bakteri menyebar dari Miss V ke leher rahim.

Ini dapat memengaruhi rahim, saluran telur, dan ovarium kita.

Gejala yang terjadi adalah keputihan menjadi berwarna kekuningan, menstruasi yang berat atau menyakitkan, nyeri di perut bagian bawah, dan ketidaknyamanan saat berhubungan intim.

4. Infeksi menular seksual

Infeksi menular seksual (IMS) dapat menyebabkan keputihan setelah aktivitas seksual.

Ada beragam infeksi menular seksual.

a. Chlamydia, yang dapat menyebabkan keluarnya cairan kuning-putih, pendarahan Miss V, dan buang air kecil yang menyakitkan.

b. Trikomoniasis, yang menyebabkan keluarnya keputihan berbau amis yang mungkin berwarna putih, bening, hijau, atau kuning.

Kita mungkin juga mengalami gatal, kemerahan, terbakar, dan tidak nyaman saat buang air kecil di area Miss V.

c. Gonore, yang bisa terjadi tanpa gejala. Namun, di sebagian kasus, ada pula yang menunjukkan gejala.

Baca Juga: Kenali 3 Ciri-Ciri Keputihan Normal yang Wajib Perempuan Tahu

Gejalanya adalah keputihan terjadi lebih banyak dari biasanya, pendarahan Miss V, dan buang air kecil yang menyakitkan.

Sehingga kesimpulannya, keputihan setelah berhubungan intim dengan pasangan normal terjadi, namun harus mewaspadai perubahan pada keputihan kita.

Ada sejumlah tanda atau perubahan yang dapat kita perhatikan pada keputihan.

Tanda yang harus diperhatikan adalah perubahan warna, perubahan bau, dan diikuti dengan rasa nyeri, gatal, atau perih di sekitar atau di dalam Miss V.

Jika keputihan berubah, kemungkinan besar mengindikasikan bahwa Sahabat NOVA mengalami infeksi.

Segera konsultasikan ke dokter untuk mendapat perawatan dan penanganan yang tepat. (*)