"Pelayanan RSUD Subang ini memang terkenal buruk. Makanya warga Subang banyak yang lebih memilih berobat ke Bandung atau Purwakarta ketimbang ke RSUD Subang," katanya.
Bahkan Juju juga mengaku kapok untuk membawa keluarganya kembali berobat ke RSUD Subang.
"Kalau ada keluarga yang sakit, saya lebih memilih rumah sakit yang lain, asal tidak ke RSUD Subang. Cukup istri saya yang mengalami hal menyakitkan karena tidak dilayani oleh pihak rumah sakit.
Mudah-mudahan kejadian itu adalah yang terakhir dan cukup istri saya yang jadi korban, jangan ada korban-korban lainya,” ujarnya.
Baca Juga: Cynthia Lamusu Sedih Mama Sarah Meninggal Dunia: Papa Surya yang Tabah
Euis, bidan Desa Buniara, yang mengantar Kurnaesih ke RSUD Ciereng, Subang, juga mengaku tak habis pikir dengan pelayanan RSUD milik pemerintah tersebut.
Ia mengaku masih ingat betul saat Kamis itu Juju Junaedi dan istrinya datang ke tempat praktiknya selepas magrib.
"Saat itu sekitar pukul 18.30, Pak Juju membawa istrinya untuk pemeriksaan kehamilan yang sudah sembilan bulan," ujarnya.
Di tempat praktiknya, ujar Euis, Kurnaesih sempat mengalami muntah. Saat itu, ia mengira itu mual biasa karena mau melahirkan karena secara fisik Kurnaesih terlihat sehat, tidak menunjukkan gejala sakit apa-apa.
"Namun, khawatir terjadi sesuatu, saya bersama suami pasien langsung membawanya ke Puskesmas Tanjungsiang. Sampai di puskesmas sekitar pukul 19.30 WIB. Namun di puskesmas, pasien malah kemudian muntah-muntah lagi," ucapnya.
Untuk memastikan kondisi pasien yang sebenarnya, Euis dan bidan jaga puskesmas serta keluarga pasien langsung membawa pasien ke RSUD Subang dengan menggunakan ambulans Puskesmas Tanjungsiang.
"Saat itu, pihak puskesmas memberitahu pihak RSUD Subang via telepon bahwa akan ada pasien yang mau melahirkan dirujuk ke RSUD. Untuk surat rujukan sendiri menyusul dan akan dibawa oleh pihak keluarga," ujarnya.