Jika ternyata kita dan mantan pasangan belum bisa berkomunikasi dengan baik, dan masih ada luka di masa lalu, tidak perlu memaksakan untuk menerapkan pola asuh ini kepada anak, karena akan semakin melukai anak.
Kita bisa menerapkan pararel parenting, di mana pasangan yang sudah bercerai akan lebih minim untuk saling berhubungan, bahkan saat berkomunikasi bisa menggunakan pihak ketiga sebagai perantara.
Berikut ini 3 hal yang mesti diperhatikan saat akan menerapkan co-parenting.
1. Komunikasi
Dalam co-parenting ini, orang tua berbagi peran dan berkomunikasi langsung satu sama lain untuk mengasuh anak.
“Sehingga jika memutuskan untuk co-parenting, pastikan bahwa Anda dan mantan pasangan memiliki pola komunikasi yang baik,” ujar Ayoe.
2. Konsistensi pola pengasuhan
Karena sudah memastikan untuk mengasuh anak bersama, jangan tiba-tiba karena ada masalah di masa lalu yang belum beres, rencana yang sudah dibuat jadi terganggu.
Jadi pastikan kedua orangtua dapat berkomitmen dengan kesepakatan yang dibuat, misalnya soal pembagian waktu bersama anak.
Dengan begitu, anak akan merasakan pola asuh yang sifatnya konsisten, akhirnya anak bisa merasa lebih secure meskipun tidak lagi hidup bersama kedua orangtuanya.
3. Keterampilan menghadapi konflik
Baca Juga: Cerai dari Desta, Natasha Rizky Enggan Kembali ke Dunia Hiburan
Ini dalah salah satu hal yang krusial dalam menerapkan co-parenting ini. Bukan berarti hubungan yang baik dengan mantan tidak akan ada konflik ke depannya, ya.
Terlebih ketika memang sudah enggak samasama, akan selalu ada saja gesekan-gesekan yang mungkin saja berpotensi jadi konflik yang besar.
Sehingga kedewasaan kita dan mantan pasangan, serta kemauan belajar agar mampu menyelesaikan konflik dengan cara yang baik, menjadi satu hal yang penting untuk diperhatikan. (*)