Fifi menambahkan, ketiga sentra ini telah menghasilkan produk ramah lingkungan dan ramah sosial bernama Albugo di Kabupaten Siak, Riau.
Produk ini menjadi solusi atas kebakaran hutan yang terjadi pada 2017 silam dengan menciptakan produk hilir dari ikan gabus yang dibudidayakan di kanal-kanal gambut.
Albugo merupakan produk dari PT Alam Siak Lestari, perusahaan masyarakat.
Pemegang saham perusahaan ini terdiri dari masyarakat dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dayun Mandiri.
“Dengan kepemilikan saham tersebut, pengembangan ekonomi di daerah dapat lebih inklusif, karena masyarakat lokal terlibat,” ujar Fifi.
Replikasi di daerah lain
Sama halnya Kabupaten Siak, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah juga tengah bersiap menyambut peluang pembangunan lestari yang lebih inklusif dan ramah lingkungan.
Kabupaten Sigi mendorong komoditas unggulan seperti Kakao, Bambu, dan Daun Kelor sebagai produk hilirisasi untuk meningkatkan daya saing daerahnya.
Pemerintah Kabupaten Sigi bersama Cocoa Sustainability Partnership (CSP), PisAgro dan LTKL memberikan contoh nyata melalui portofolio investasi berbasis yurisdiksi dengan mengembangkan dan memperkuat komoditas kakao.
Sigi saat ini sedang mengembangkan komoditas kakao baik dari sisi hulu maupun hilir.
Dari sisi hulu proses pengembangan melibatkan serangkaian proses seperti menciptakan pusat inovasi, produksi dan inkubasi, serta kolaborasi multi pihak.
Baca Juga: Jaga Bumi dengan Kurangi Sampah Plastik, Ajinomoto Sosialiasikan Soal Lingkungan pada Warga Surabaya