Kenali 9 Tanda Kekerasan dalam Hubungan Melalui Program YSL Beauty

By Maria Ermilinda Hayon, Kamis, 29 Juni 2023 | 14:25 WIB
Program Abuse is Not Love dari YSL Beauty Indonesia Bantu Kenali 9 Tanda Kekerasan dalam Hubungan (NOVA/MARIA)

 

NOVA.ID - Kasus kekerasand dalam hubungan seperti fenomena gunung es.

Pasalnya, apa yang terlihat dan dilaporkan belum semua kasusnya.

Mirisnya, ada banyak korban kekerasan dalam hubungan yang tidak melaporkan karena ketidaktahuan mereka mengenai kekerasan dalam hubungan itu sendiri.

Padahal data dari WHO mengatakan bahwa satu dari tiga perempuan mengalami kekerasan dalam hubungan dengan pasangan selama hidupnya.

Kekerasan dalam hubungan dengan pasangan merupakan salah satu masalah sosial utama yang dapat terjadi dalam berbagai bentuk seperti kekerasan fisik, seksual, emosional, finansial, hingga pengendalian perilaku oleh pasangan.

Hal ini dapat terjadi pada perempuan maupun laki-laki, dengan prevalensi terbesar terjadi pada generasi muda berusia 16 hingga 24 tahun.

Berdasarkan data Catatan Tahunan (Catahu) Komnas Perempuan 2023 kekerasan dalam hubungan dengan pasangan mendominasi pengaduan ke Komnas Perempuan di kategori ranah personal.

Ada 713 kasus kekerasan yang dilakukan oleh mantan pacar; 622 kasus kekerasan terhadap istri; dan 422 kasus kekerasan dalam pacaran.

Salah satu faktor fenomena ini terus terjadi karena adanya mispersepsi dalam masyarakat tentang hubungan dengan pasangan yang sehat dan seringkali kekerasan ini dinormalisasi sebagai bentuk ekspresi cinta.

Melihat penting dan mendesaknya hal ini, Yves Saint Laurent (YSL) Beauty Indonesia meluncurkan program Abuse is Not Love.

Abuse is Not Love adalah sebuah global program yang bertujuan untuk melawan kekerasan dalam hubungan dengan pasangan melalui kerjasama dengan mitra non-profit.

Baca Juga: Tidak Mudah, Begini Tips Melepaskan Diri dari Pasangan yang Abusive

Di Indonesia, program Abuse Is Not Love akan memberikan pelatihan dengan memperkenalkan 9 tanda kekerasan dalam hubungan dengan pasangan untuk membantu publik memahami hubungan yang sehat.

Serta mendukung program konseling bagi yang membutuhkan melalui kemitraan dengan Yayasan Pulih.

“Bagi YSL Beauty, kami percaya bahwa perempuan harus memiliki kebebasan untuk menjadi siapapun yang mereka inginkan dan memiliki kebebasan berpikir secara independen, bahagia, aman dan bebas dari berbagai bentuk kekerasan. Program Abuse Is Not Love dijalankan secara global sejak tahun 2020 dengan komitmen memberikan edukasi tentang kekerasan dalam hubungan dengan pasangan kepada 2 juta orang di dunia hingga tahun 2030,” jelas Maria Adina, General Manager L’Oréal Luxe Division Indonesia.

Berdasarkan studi, kekerasan dalam hubungan dengan pasangan seringkali berawal dari perilaku yang menjadi tanda-tanda kekerasan.

Oleh karena itu, kemitraan dilakukan dengan Yayasan Pulih di Indonesia menghadirkan pelatihan secara offline dan online untuk memperkenalkan tanda-tanda kekerasan.

"Kami percaya dengan mengikuti pelatihan ini, masyarakat dapat lebih mengenali hubungan yang sehat dan memberikan dukungan bagi mereka yang mengalami kekerasan tersebut,” tambah Adina.

Di samping itu, Yosephine Dian Indraswari, Executive Director Yayasan Pulih, juga mengatakan bahwa program Abuse is Not Love memiliki nilai-nilai yang sejalan dengan misi Yayasan Pulih dalam mengadvokasi sikap anti kekerasan yang telah dilakukan selama lebih dari 20 tahun.

“Upaya peningkatan kesadaran publik menjadi sangat penting, karena perlu adanya upaya kolektif untuk mencegah terjadinya kesalahpahaman dan pandangan yang menganggap perilaku kekerasan sebagai hal yang normal dalam hubungan. Melalui kerja sama ini, kami ingin menjangkau lebih banyak orang agar dampaknya dapat dirasakan secara luas. Kami berharap lebih banyak lagi masyarakat menyadari pentingnya isu ini dan berani untuk angkat bicara,” jelas Yosephine.

Erlangga Satrio Brand General Manager YSL Beauty Indonesia juga menjelaskan bahwa YSL Beauty memiliki kesempatan untuk memberikan dukungan yang terbentuk melalui kemitraan dengan menyediakan pelatihan dan konseling.

“Dengan mengikuti pelatihan ini, publik dapat memahami arti L.O.V.E; Learn the signs of abusive behavior, memahami 9 tanda-tanda kekerasan dalam hubungan dengan pasangan dengan metode pelatihan yang relevan sehingga mudah dipahami oleh generasi muda. Offer support to those experiencing abuse, memberikan bantuan kepada yang membutuhkan. Vigilantly take action to end abuse, memahami bagaimana mengambil bagian untuk mengakhiri kekerasan dalam hubungan. Dan Expect better from relationship, mendorong dan menginspirasi pasangan kita agar mewujudkan hubungan yang sehat,” jelas Erlangga.

Salah satu materi yang disampaikan dalam pelatihan adalah sembilan tanda kekerasan dalam hubungan dengan pasangan, ada 9 tanda kekerasan dalam hubungan, yakni:

Baca Juga: Gaslighting, Trik Tipu Daya yang Jadi Tindak Kekerasan dalam Hubungan

  1. (Ignoring) Mengabaikan, keberadaan pasangannya saat sedang marah.
  2. (Blackmailing) Mengancam, jika pasangan menolak melakukan sesuatu
  3. (Humiliation) Meremehkan, sehingga menjatuhkan harga diri kita
  4. (Manipulation) Memanipulasi, sehingga membuat kita melakukan atau mengatakan sesuatu
  5. (Jealousy) Mencemburui, atas segala hal yang kita lakukan
  6. (Control) Mengontrol, kemana kita harus pergi atau bagaimana penampilan kita
  7. (Intrusion) Mengintrusi, seperti melacak keberadaan kita tanpa persetujuan
  8. (Isolation) Mengisolasi, atau memisahkan kita dari teman dan keluarga
  9. (Intimidation) Mengintimidasi, seperti menanamkan rasa takut

Bagi Sahabat NOVA yang ingin bergabung dalam pelatihan yang akan dibawakan oleh Yayasan Pulih dapat mendaftarkan diri di http://yslbeauty.co.id/abuseisnotlove dan untuk konseling dengan Yayasan Pulih di (+62 811-8436-633).

Pelatihan online melalui situs web juga dapat di akses di abuseisnotlove.com.

Yuk, segera kenali tanda kekerasan dalam hubungan agar bisa hidup lebih tenang dan bahagia. (*)