Hati-Hati, Jebakan Silent Treatment Pasangan Berujung Perceraian Bak Pengalaman Desiree Tarigan

By Tiur Kartikawati Renata Sari, Kamis, 13 Juli 2023 | 19:33 WIB
Bams eks Samsons, Desiree Tarigan dan Hotma Sitompul (Instagram @mamitoko)

NOVA.id - Sahabat NOVA, masih ingat prahara pernikahan Desiree Tarigan dan Hotma Sitompoel pada 2022 silam.

Perceraian keduanya menyita perhatian publik karena disebut-sebut adanya orang ketiga.

Apalagi, Bams dan Mikhavita Wijaya juga turut bercerai di tengah kasus perpisahan orangtuanya.

Sempat berhembus kabar, perceraian Bams dan Mikha dipicu perselingkuhan sang istri dengan Hotma Sitompoel.

Namun, kabar ini ditepis oleh pihak Mikha.

Anak Desiree Tarigan sendiri mengungkapkan adanya kerikil dalam pernikahan sang ibunda selama 23 tahun.

Sudah begitu lama hidup dalam satu atap dengan sang pengacara kondang, siapa sangka Desiree Tarigan memilih berpisah.

Salah satu alasannya untuk bercerai dari Hotma Sitompoel adalah perilaku silent treatment yang membuatnya merasa tertekan.

Menurut Bams, silent treatment membuat sang ibunda tidak bahagia selama menjalani pernikahan dan merasa tertekan.

"Iya dong, apalagi saya anak cowok.

Lihat ibu maunya ibunya happy," terangnya.

Baca Juga: Perselingkuhan Virgoun, Istri Akui Sering Kena Silent Treatment, Apa Itu?

Silent treatment memang berbahaya dalam urusan rumah tangga.

Melansir dari Kompas.com, silent treatment ini merupakan penolakan berkomunikasi secara verbal dengan pasangan dalam konteks hubungan pribadi.

Selain itu, silent treatment juga bentuk pelecehan emosional saat salah satu pihak mengontrol dan memanipulasi pihak lainnya.

Dalam hubungan pasangan, silent treatment bisa mencegah kita menyelesaikan konflik dengan cara yang bermanfaat.

Namun, hal ini justru menimbulkan emosi negatif seperti kemarahan dan tekanan dari pihak lainnya.

Pada 2012, sebuah studi menunjukkan bahwa orang seringkali diabaikan merasa harga dirinya lebih rendah serta tidak memiliki hidup yang bermakna.

Silent treatment juga bisa disebut sebagai kekerasan emosional apabila terjadi hal berikut:

- Berniat untuk menyakiti orang lain dengan sikap diam mereka

- Berlangsung untuk waktu yang lama

- Hanya berakhir ketika pihak yang melakukannya memutuskan demikian

- Berbicara dengan orang lain tetapi tidak dengan pasangannya sendiri

- Mencari aliansi dari orang lain

- Menggunakan sikap diam untuk menyalahkan pasangannya dan memicu merasa bersalah

- Menggunakan sikap diam untuk memanipulasi atau "memperbaiki" pasangannya, atau untuk menekan agar mengubah perilaku mereka. (*)