Dalam film, penonton juga akan disuguhkan beberapa pertengkaran fisik.
Contohnya perang antara boneka Ken serta pantat Barbie yang dipukul laki-laki.
Namun, adegan pertengkaran ini akan digambarkan secara komedi dan tidak menunjukkan kekerasan berlebihan.
Sehingga, orangtua perlu memberi tahu, mana yang baik dan buruk dari adegan tersebut.
Tidak hanya adegan dan dialog yang mungkin kurang tepat untuk anak usia di bawah 13 tahun, isi cerita film Barbie juga cukup berat.
Ini tidak seperti film kartun Barbie lainnya.
Film ini akan diisi oleh pesan feminisme dan membahas budaya patriarki di mana laki-laki ditempatkan di atas perempuan.
Selain itu, tema yang akrab dengan orang dewasa, seperti pikiran akan kematian, perasaan depresi, dan selulit juga diceritakan.
Danny Brogan seorang editor eksekutif di Common Sense Media, organisasi yang mengulas dan menilai konten anak-anak, mengatakan film ini cukup dewasa untuk anak-anak.
“Saya pikir Gerwig telah memasukkan semua konten yang lebih dewasa ini karena mengetahui bahwa sebagian besar penontonnya adalah kaum milenial dan anggota Generasi Z, orang-orang yang tumbuh bersama Barbie selama tahun '80-an, '90-an, dan ’00-an, mencari nostalgia itu, tetapi juga untuk dihibur,” kata Brogan, dikutip dari The Independent, Kamis (20/07).
Menurut Brogan, film Barbie akan lebih banyak ditonton oleh orang dewasa yang menyukai boneka tersebut pada masa kecilnya.
Baca Juga: Jadi Hantu Si Manis Jembatan Ancol, Badan Indah Permatasari Biru dan Lebam
Mereka bukan anak kecil yang membawa boneka Barbie ke mana-mana.
Meski memiliki rating PG-13, anak-anak kecil di bawah usia 13 tahun akan tetap bisa menikmati visual film Barbie dengan pendampingan orangtua.
Sementara para remaja dan orang dewasa dapat mempelajari hal penting dari film ini.
Semoga artikel ini bisa membantu saat Sahabat NOVA akan mengajak anak menonton film Barbie ya! (*)