NOVA.ID - Sahabat Nova suka hal-hal yang berbau budaya Jepang?
Desa wisata ini cocok untuk dimasukin list berlibur, karena punya vibes jejepangan!
Desa wisata itu adalah Desa Claket yang terletak di Kecamatan Pacet, Mojokerto ini dinilai sebagai desa wisata yang ramah wibu atau pecinta Jepang.
Konsep yang diusung di desa ini adalah konsep budaya Jepang yang unik dan menarik.
Desa ini dikembangkan langsung oleh salah satu universitas di Surabaya, Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya.
Saat ini, dengan bantuan dari Prodi Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya (FIB) di Desa Claket terdapat ikon wisata berupa Gerbang Torii yang bernuansa Negeri Matahari Terbit itu.
Melansir dari laman resmi FIB Untag, menurut Kepala Prodi Sastra Jepang Dra. Endang Poerbawati, menuturkan pihaknya mendapatkan dana hibah dari Matching Fund sebesar Rp560 juta.
Sejumlah program telah dilaksanakan untuk mengembangkan desa wisata dan ekonomi kreatif selama enam bulan di sana.
Program tersebut ialah program kolaborasi dan sinergi strategis dari Untag Surabaya tersebut menghabiskan Rp560 juta dana hibah dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Republik Indonesia dengan mengangkat tema "Pemanfaatan Kearifan Lokal Guna Pengembangan Desa Wisata dan Ekonomi Kreatif di Desa Claket, Mojokerto".
Dalam usaha memperkenalkan Desa Claket sebagai desa wisata go internasional, dibangunlah sebuah taman berkonsep Jepang dengan pelengkap gerbang Kuil Tori yang berada di taman tersebut.
Ini jadi salah satu daya tarik baru bagi desa wisata Claket.
Baca Juga: Viral Usaha Rumahan Sushi Prasmanan, Ini Cara Buat Sushi Anti Gagal Ala Chef Jepang
Sahabat Nova juga dapat menikmati keelokan taman bernuansa Jepang tersebut didukung dengan pemandangan dua gunung yang terletak di dekat Desa Claket, yaitu Gunung Pundak dan Gunung Welirang.
Tak hanya sebatas membangun branding Desa Claket yang dikerjakan selama 5 bulan, tim pun melakukan pelatihan kreatif bagi masyarakat desa.
Diantaranya yaitu pelatihan bagi ibu-ibu PKK dan komunitas pemuda asal desa setempat hingga pemberdayaan kearifan lokal untuk mengembangkan desa wisata dan ekonomi.
Adapun pelatihan tersebut meliputi tata kelola wisata, pelatihan Bahasa Jepang dan Inggris, pelatihan pemandu pendakian, pelatihan trainer outbound, pelatihan pemasaran digital, pelatihan pengelolaan website, pelatihan pembuatan suvenir, pelatihan pembuatan konten video, hingga pelatihan pembuatan kuliner Jepang.
Sementara itu, Rektor Untag Surabaya, Prof Mulyanto Nugroho berharap hasil program tersebut nantinya bisa menarik wisatawan lokal maupun mancanegara untuk datang ke Desa Wisata Claket.
Ia pun menilai, desa wisata di Claket ini berbeda dengan desa-desa wisata lainnya.
Di sini, terdapat konsep wisata bernuansa Jepang yang mungkin saja cocok bagi wisatawan pecinta budaya Jepang.
“Kita tahu bahwa di Surabaya sudah banyak masyarakat Indonesia yang suka makanan Jepang, bahkan suka tentang pakaian Jepang, itu harapan ke depan kami," ujar Mulyanto. (*)