Waduh! Nyeri Perut Sebelah Kanan Atas Bisa Jadi Tanda Pelemakan Hati, Cepat Lakukan Pemeriksaan Elastografi Hati

By Maria Ermilinda Hayon, Sabtu, 28 Oktober 2023 | 21:05 WIB
Elastografi hati memiliki tiga keuntungan untuk mengetahui masalah kesehatan hati termasuk perlemakan hati. (Rasi Bhadramani)

NOVA.ID - Sahabat NOVA pernah merasakan nyeri perut sebelah kanan atas?

Jika iya, maka perlu waspada.

Sakit perut sebelah kanan sering kali disebabkan oleh penumpukan gas di perut atau gangguan pada usus dan saluran bilier.

Akan tetapi, nyeri perut sebelah kanan atas juga bisa jadi tanda kondisi gangguan kesehatan lain seperti perlemakan hati.

Perlemakan hati adalah kondisi hati yang menyimpan lemak secara berlebihan.

Masalah kesehatan ini pun dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya yaitu tingginya kadar kolesterol dalam tubuh.

“Kasus perlemakan hati akibat gangguan metabolik di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan dalam dekade akhir. Faktor-faktor seperti perubahan gaya hidup, pola makan yang tidak sehat.

Tingginya insidensi obesitas dan diabetes telah berkontribusi terhadap peningkatan kasus perlemakan hati di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia menderita atau berisiko terserang penyakit hati akibat gangguan metabolik,” ujar dr. Saut Horas H. Nababan, Ph.D., Sp.PD-KGEH, dokter spesialis penyakit dalam dan konsultan gastroenterohepatologi, yang aktif melayani pasien di MRCCC Siloam Hospitals Semanggi.

Sehingga diperlukan pemeriksaan lanjutan oleh dokter agar mendapat diagnosis secara tepat, apalagi jika sudah muncul gejala.

Nah, untuk mengetahui kesehatan organ hati dengan cepat, aman, dan tanpa merasa sakit, bisa mencoba pemeriksaan elastografi hati.

Apa itu elastografi hati?

Baca Juga: Waspada! Ini 6 Gejala Penyakit Hati Kronis yang Perlu Diketahui

Menurut dr. Saut, elastografi hati adalah metode pemeriksaan non-invasif yang sudah rutin digunakan di MRCCC terutama pada pasien dengan penyakit hati kronis.

Secara sederhana, alat ini mengukur kekakuan hati yang secara tidak langsung dikaitkan dengan derajat fibrosis hati.

Jadi dengan menggunakan alat ini, dokter bisa menilai apakah sudah terdapat komplikasi dari penyakit hati kronis yang diderita pasien.

“Jadi, alat ini bisa digunakan pada kasus-kasus seperti infeksi virus hepatitis B dan C, sirosis, penyakit hati alkoholik, penyakit hati non-alkoholik, dan penyakit hati yang terkait gangguan metabolik. Pemeriksaan ini juga berguna dalam memantau perkembangan penyakit hati akibat obat-obatan atau autoimun,” lanjut dr. Saut.

Setiap kita melakukan pemeriksaan medis, tentu kita akan memilih pemeriksaan apa yang memberikan manfaat serta aman dan tidak menimbulkan efek samping.

Elastografi hati memiliki beberapa keuntungan, di antaranya adalah:

1.Tidak invasif: Tidak ada penyisipan jarum atau pemotongan yang diperlukan.

2.Tidak menyakitkan: Pasien tidak akan merasakan ketidaknyamanan atau rasa sakit selama pemeriksaan.

3.Dapat menilai derajat fibrosis dan derajat perlemakan hati.

Perbedaan elastografi hati dan USG terletak pada informasi yang diberikan.

“Pemeriksaan USG secara umum menilai struktur dan kondisi organ, sementara elastografi hati menilai derajat fibrosis dan perlemakan hati,” ujar dr. Saut.

Apakah ada persiapan khusus sebelum pemeriksaan elastografi hati?

“Tidak ada persiapan khusus yang perlu dilakukan oleh pasien, pasien hanya diminta berpuasa tiga jam sebelum pemeriksaan,” ujar dr. Saut yang juga merupakan dokter spesialis lulusan Universitas Indonesia tersebut.

Lebih lanjut dr. Saut menjelaskan, waktu yang dibutuhkan untuk pemeriksaan elastografi hati singkat sekitar 5-10 menit dan hasil pemeriksaan dapat dilihat langsung oleh pasien.

Hasil pemeriksaan dapat membantu dokter dalam mendiagnosis, menentukan tingkat keparahan penyakit hati, merencanakan perawatan, serta memantau perkembangan pasien selama pengobatan. (*)