Meninggal Bersama Bayi dalam Kandungan, Ibu Hamil 7 Bulan di Pasuruan Dibunuh Ayah Mertua Diduga karena Asmara

By Tiur Kartikawati Renata Sari, Kamis, 2 November 2023 | 12:33 WIB
Ibu hamil 7 bulan di Pasuruan dibunuh ayah mertua (dok. Surya/Trribunnews)

NOVA.id - Pembunuhan keji dialami Fitria Almuniroh Hafidloh (23) yang dibunuh sang ayah mertua Khoiri (53).

Fitria dibunuh saat mengandung 7 bulan di rumahnya di Dusun Blimbing, Desa Parerejo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

Fitria ditemukan sang suami Sueb (31) setelah pulang kerja dengan kondisi bersimbah darah.

Terdapat luka di area leher korban yang diduga digorok menggunakan pisau dapur.

Fitria sempat dilarikan ke Puskesmas namun nyawanya tidak tertolong karena meninggal dalam perjalanan.

Bayi yang ada dalam kandungan Fitria juga ikut meninggal dunia.

Menurut keterangan Kapolsek Purwodadi AKP Pujianto, pelaku sempat melarikan diri ke rumah tetangganya.

"Dari hasil pemeriksaan sementara, setelah membunuh korban, pelaku melarikan diri ke rumah tetangganya dan masuk ke dalam kamar, dikunci," bebernya.

Polisi tengah mendalami motif pembunuhan dari kasus ini.

"Kami masih dalami motifnya.

Ini anggota dan teman-teman dari Polres juga sudah turun untuk mendalami pembunuhan mertua dan menantunya ini," imbuhnya.

Baca Juga: Sakit Hati Dikeluarkan dari Grup WA, Pemuda di Bandung Gelap Mata Tusuk Teman hingga Meregang Nyawa

Rumor adanya motif asmara hingga dugaan rudapaksa bergulir.

"Masih kami dalami. Tapi yang jelas, suami korban menyebut istrinya itu sangat gemati (perhatian, red) ke mertuanya, karena sudah dianggap orang tuanya sendiri," ujar pihak berwajib.

Sang ibu kandung, Nurul Afini mengaku memiliki firasat sebelum kepergian sang putri.

Dirinya mengaku ingin keadilan dari kasus pembunuhan keji yang dilakukan besannya.

"Aku tatak (berusaha kuat) di Puskesmas.

Di sana aku lihat anakku kok pegang perutnya.

Posisi pegang perut, sininya (leher sisi kanan) menganga.

Cuma wajahnya (jenazah) senyum.

Ya Allah nak, intinya saya mau keadilan," beber Nurul sedih.

Menurutnya, dalam sebulan ini Fitria terus meminta maaf kepadanya.

"Dia bilang lagi; bu sepurane sing akeh, aku mesti ngerepoti ibu.

Jadi dia itu dalam satu bulan ini, setiap kali WA saya selalu bilang; ibu Baik baik saja, aku minta maaf merepoti ibu, saya belum bisa membahagiakan ibu," ungkap Nurul mengenang percakapan terakhir sang anak. (*)