NOVA.ID - Bermula dari hobi berenang, siapa sangka kini sukses menjadi seorang ilmuwan kelautan di usia yang masih belia.
Ini cerita dua orang ilmuwan perempuan, Gita Alisa dan Rindah Talitha Vida yang berkontribusi untuk menjaga ekosistem bawah laut di Indonesia.
Keterikatannya dengan dunia air tak lepas dari cerita masa kecil dan peran sang ibunda.
Dua perempuan yang tengah menempuh program S2 di Institut Pertanian Bogor (IPB) ini pun bercerita jika keduanya memiliki awal mula yang sama sebelum terjun mendedikasikan diri untuk pelestarian terumbu karang di Indonesia.
"Dari dulu hobi banget berenang, jadi ketika saya lulus SMA dan memutuskan mau kuliah apa, saya cari jurusan-jurusan yang sekiranya bisa menunjang hobi saya berenang," kata Gita saat berbincang dengan NOVA, Kamis (8/12).
Hal yang sama juga disebutkan Rindah.
Dirinya menyukai dunia bawah laut karena diawali kesukaannya dengan renang dan jalan-jalan.
"Kecilnya suka berhubungan dengan air, berenang. Terus pada dasarnya seneng untuk jalan-jalan terus pertama kali diajak snorkling kaya ternyata emang seru," tutur Rindah.
Barulah saat menempuh studi S1 di Universitas Padjajaran, keduanya mulai menekuni lebih dalam soal dunia laut
Selain masuk di jurusan Ilmu Keluatan, diketahui keduanya mengikuti UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) diving untuk lebih mangasah skill menyelamnya.
"Waktu S1 sama-sama ikut club diving namanya 'Oceanic' di Unpad, aku waktu itu juga jadi ketuanya,' ungkap Gita.
Perempuan yang sama-sama masih berusia 24 tahun ini pun mengaku bahwa kesuksesannya menjadi ilmuwan tak lepas dari peran sosok ibu.
Gita dan Rindah masih ingat betul perkataan ibunya yang membuatnya semangat untuk meraih mimpi lewat bawah laut.
"Sudah ditakdirkan untuk jadi orang kelautan, kalau kata ibu saya 'udah jadi orang laut, udah terciptakan jadi orang laut'," ujar Gita menirukan perkataan Ibunya sambil tertawa.
Sementara ibunda Rindah memberikan semangat kepada sang putri untuk fokus dan yakin pada tujuan yang ingin digapai.
"Paling perkataannya ‘kalau misalnya udah mau fokus satu tujuan yaa harus fokus dan yakin untuk menggapain tujuan tersebut, jangan setengah-setengah’," ungkap Rindah.
Kini, menjadi ilmuwan di bidang kelautan menjadi hal yang digeluti Gita dan Rindah.
Kedua perempuan kelahiran Bandung ini tergabung menjadi Hope Advocate di SHEBA Hope Grows yang diinisasi oleh Mars, Incorporeted.
Tak hanya Gita dan Rindah, ada pula 5 orang lain dari empat negara berbeda yang menjadi Hope Advocate.
"Ada 7 orang dengan rincian dua dari UK, satu dari Amerika, satu dari Malaysia, dari Jerman satu orang, dari Indonesia dua," tutur Gita.
Mereka memiliki tugas untuk meresetorasi terumbu karang yang fokusnya di lepas pantai Makassar, Sulawesi Selatan.
"Kita terlibat dari awal, bagaimana cara memilih terumbu karang untuk ditanam kembali, cara merawatnya, bagaimana proses awal terumbu karangnya diperbaiki," kata Rindah.
"Tugas kita juga mengadvokasikan yang nantinya memberikan ilmu-ilmu tersebut khususnya di media sosial agar orang awam juga tau cara memperbaiki terumbu karang tersebut," imbuhnya.
Dikatakan Gita dan Rindah, sebelum menjadi Hope Advocate ini, keduanya lebih dulu telah mengikuti beragam proyek yang berkaiatan dengan dunia bawah laut.
Gita mengungkapkan jika sebelumnya pernah tergabuang dengan Non Government Organization (NGO) yang juga fokusnya tentang terumbu krang.
Sementara, Rindah banyak terlibat di proyek kerja sama dengan universitas lain semasa ia berkuliah di Unpad.
Kini, Gita dan Rindah sudah berkomitmet untuk fokus menjadi ilmuwan dan menjaga pelestarian terumbu karang di Indonesia. (*)