"Udah jelas gue meranin dari hidup sampai mati dan sampai gentayangan. Ini kompleks banget yang harus saya perankan, gimana sorot mata saat hidup dan sudah meninggal gak sama, saya merasa dapat tantangan baru dan memperkaya akting saya," tambah Wulan.
Wulan berharap pendengar drama radio trinil yang ngetren banget di Tahun 1980-an bisa menikmati film ini.
Bagi mereka yang melewati masa kecil maupun remaja di dekade 1980 dan awal 1990-an, tentu familier dengan Trinil.
Trinil adalah lakon sandiwara radio yang meledak pada 1985.
Suara rintihan, “Trinil, balekno gembungku,” yang ikonis berasal dari tokoh Mbok Suminten.
Di eranya, popularitas Mbok Suminten menyaingi Mak Lampir dan Nini Pelet.
Kini, saatnya para pencinta film menjadi saksi kengerian Trinil di layar lebar. (*)