Belajar dari Kasus Anak Vincent Rompies, Ketahui Kemungkinan 2 Penyebab Anak Jadi Pelaku Bullying

By Maria Ermilinda Hayon, Selasa, 20 Februari 2024 | 13:05 WIB
Evaluasi diri dan pahami penyebab anak jadi pelaku bullying di sekolah yang datang dari orang tua. (wckiw)

NOVA.id - Jika anak kita di rumah terlihat sangat penurut, pendiam, sebaiknya kita jangan lantas “tertipu”.

Karena, bisa jadi di luar rumah, di sekolah, misalnya si kecil mendadak jadi “monster”.

Hal inilah yang mungkin tengah dihadapi oleh pasangan artis Vincent Rompies dan Fifi Karamoy.

Pasalnya, viral dan masih memanas di media sosial anak Vincent Rompies diduga menjadi salah satu pelaku bullying di sekolah.

Padahal keluarga mereka terlihat harmonis dan baik-baik perilakunya.

Kasus perundungan ini terjadi di Binus International School Serpong, dan keterlibatan anak sulung sang artis sudah dikonfirmasi kebenarannya oleh pihak sekolah.

Kabar anak Vincent Rompies diduga menjadi salah satu pelaku bullying di sekolah ini cepat beredar di media sosial.

Tak sendirian, anak Vincent Rompies ini melakukan perundungan dan kekerasan kepada adik kelasnya secara beramai-ramai, hingga membuat korban mengalami luka serius dan dibawa ke rumah sakit.

Tentu tidak terbayang di pikiran ibu manapun, anak yang disayanginya menjadi pelaku bullying dan menyakiti orang lain dengan sengaja.

Ada perasaan sedih, marah, kecewa, dan gagal menjadi orang tua yang mungkin berkecamuk dalam pikiran dan perasaan.

Kita pun mungkin bertanya-tanya, kok bisa anak yang disayangi di rumah menjadi pelaku bullying di sekolah?

Baca Juga: Pihak Sekolah Benarkan Anak Vincent Rompies Jadi Salah Satu Pelaku Perundungan! Sang Ibu Langsung Kunci Instagram

Jangan-jangan penyebabnya bisa jadi karena kita (orang tua), hingga anak menjadi penjahat bagi temannya, lo.

Menurut, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi., Psi., dalam Tabloid NOVA Edisi 1559, paling tidak ada kecenderungan 2 penyebab anak jadi pelaku bullying.

1.Kurangnya Rasa Empati Pada Anak

Adanya perundungan merupakan tanda jika anak yang menjadi pelaku kurang memiliki rasa empati sehingga mereka bisa bertindak sesuka hati tanpa memikirkan perasaan orang lain.

Ini menjadi kerja keras kita bersama sebagai orang tua untuk mengajarkan empati.

Caranya juga tidaklah sulit hanya perlu konsisten dan tulus dari hati.

Akan tetapi, hasil ini akan semakin baik jika dilakukan bersama-sama dengan pasangan sehingga anak merasa kehadiran mereka juga penting bagi kedua orangtuanya.

Begitu pun saat memarahi anak, kita tak perlu melontarkan dan melakukan tindakan kasar kepada mereka.

Tak ada salahnya jika memarahi anak dengan lembut dan tidak perlu berlebih sehingga mereka juga menghargai setiap emosi yang kita keluarkan. Hargai setiap emosi anak.

Misal, anak sedang sedih dan ingin menangis jadilah sandaran mereka dan bantulah mereka menenangkan emosi sedihnya tersebut.

Kita pun bisa mengajak anak untuk melakukan aksi sosial dengan membantu orang yang kurang mampu sehingga mereka bisa memiliki sikap saling menghargai dan mau menolong sesama.

Baca Juga: Trending! Anak Vincent Rompies Disebut Terlibat Perundungan dan Kekerasan, Netizen Tuntut Klarifikasi!

2.Meniru Orang Tua dan Self Esteem yang Rendah

Saat anak dalam masa perkembangan secara emosi mereka akan meniru tingkah laku orang tua.

Dari mulai tindakan hingga ucapan, jika kita sering melontarkan kalimat kasar mereka pun akan menyerap perilaku tersebut—jika tak bisa di dalam, mereka akan melakukannya di luar rumah termasuk di media sosial.

Selain itu, tindakan kasar dari orang tua juga membuat anak tidak bisa mengendalikan emosi mereka dan selalu menyalahkan orang lain ketika dirundung masalah.

“Memberikan kritik terhadap anak secara berlebihan juga berdampak pada anak.”

Pasalnya, anak yang melakukan perundungan memiliki self-esteem atau harga diri rendah sehingga kita perlu membangkitkan mereka dengan meyakinkan anak jika mereka memiliki kelebihan yang membanggakan.

Bukan cuma itu, kita juga harus mengajarkan anak untuk berbuat baik ke pada orang sekitarnya sehingga pribadi baik pun menjadi nilai lebih untuk dibanggakan.

Paling tidak, itulah 2 penyebab anak jadi pelaku bullying yang berasal dari kita juga sebagai orang tua.

Jadi evaluasi diri dan awasi sang buah hati agar tak jadi penjahat yang menyakiti orang lain, ya. (*)