NOVA.ID - Pengacara kondang, Sunan Kalijaga siap membela warga negara asing (WNA) asal Korea Selatan bernama Amy BMJ.
Seperti diberitakan sebelumnya, Amy melaporkan suaminya, Aden Wong, dan pedangdut Tisya Erni ke polisi.
Adapun Amy melaporkan dugaan perzinahan dan menghalangi pemberian ASI eksklusif terhadap bayinya.
Sunan Kalijaga pun mengumumkan bahwa dirinya siap membela Amy.
Terlebih, Sunan mengungkapkan alasannya bersedia membela ibu empat anak itu.
Ia menyebut tontonan yang tidak mendidik masyarakat.
"Saya akan siap menghadapi untuk membela Amy," ucap Sunan Kalijaga, dikutip dari YouTube Intens Investigasi, Sabtu (16/3).
"Karena ini sudah jelas-jelas tontonan yang tidak mendidik," sambungnya.
Lebih lanjut, Sunan Kalijaga tampaknya serius ingin menyeret Tisya Erni ke ranah hukum.
Sunan mengatakan jika Tisya harus dapat terjerat kasus hukum.
"Yang di mana orang yang mengaku sebagai artis di Indonesia ini harus juga dapat terjerat dugaan pidananya," terangnya.
Menurut Sunan Kalijaga, perilaku Tisya Erni yang mengambil keempat anak dari Amy tersebut sudah kelewatan.
"Ini sudah kelewatan menurut saya di mana harus ada tindakan tegas atau harus ada pasal-pasal yang dapat menjerat daripada si artis ini," ujar Sunan.
Sebagai informasi, kasus yang menimpa Amy BMJ WNA Korea Selatan ini menyita perhatian masyarakat Indonesia.
Amy, menikah selama 16 tahun dengan Aden Wong, warga negara Singapura.
Diduga Aden tiba-tiba berhubungan dengan Tisya Erni, pedangdut Indonesia yang sempat diakui sebagai asistennya dan meninggalkan Amy yang saat itu sedang hamil anak keempat.
Singkat cerita tiga anak Amy dibawa suaminya lalu menyusul anak bungsunya yang masih menyusui.
Dalam upayanya mengambil anaknya, terutama anak terakhir karena harus disusui, Aden meminta bantuan polisi setempat untuk menghalangi Amy
Video perebutan anak itupun viral.
Amy meminta perhatian masyarakat Indonesia hingga menuai simpati.
Atas saran netizen, Amy melaporkan Aden Wong dan Tisya Erni di Polda Metro Jaya pada 6 Maret 2024 atas tuduhan perzinahan dan menghalangi pemberian ASI eksklusif kepada bayinya. (*)