Benarkah Pembalut Kain Lebih Sehat? Ini Kata Dokter Spesialis

By Dok Grid, Rabu, 25 September 2024 | 12:57 WIB
Pembalut kain (istock)

NOVA.id - Perempuan di zaman dulu sebenarnya sudah menggunakan pembalut kain yang bisa dipakai berulang-ulang sebelum munculnya berbagai merek pembalut sekali pakai.

Namun, kini mulai naik daun lagi karena hadir dalam bentuk yang lebih praktis dan kekinian.

Pembalut kain atau menstrual pad umumnya terbuat dari bantalan kain lembut yang bisa menyerap darah menstruasi.

Dilengkapi dengan penjepit untuk memudahkan kita merekatkannya pada celana dalam, mirip pembalut sekali pakai.

Ada berbagai ukuran dan ada kantong khusus untuk menyimpannya.

Nah, selain bisa dipakai berulang-ulang sehingga lebih ramah lingkungan, banyak orang juga beranggapan menstrual pad lebih sehat untuk digunakan.

Benarkah demikian?

Menurut dr. Arini Astari Widodo, SpKK., dokter spesialis kulit dan kelamin, sehat atau tidaknya sebuah pembalut tidak dapat kita lihat dari bahannya saja.

Tapi perlu dilihat juga durasi pemakaian, cara mencuci, lokasi menjemur, dan lokasi mengganti pembalut.

Dengan begitu, baik atau tidaknya menstrual pad dibanding pembalut sekali pakai, sangat bergantung pada pola kebersihan kita selama menstruasi.

Kebersihan jadi penting karena berdasarkan salah satu penelitian perempuan yang menggunakan pembalut kain lebih mungkin memiliki gejala infeksi urogenital atau didiagnosis dengan setidaknya satu infeksi urogenital.

Baca Juga: Begini Cara Mencuci Pembalut Kain Agar Bisa Digunakan Berkali-kali

Tapi tenang saja, jika kita bisa menjamin kebersihan dengan baik, maka pembalut kain bisa jadi pilihan tepat.

Karena pembalut jenis ini juga dikatakan lebih minim risiko iritasi dibanding pembalut sekali pakai karena bahannya yang umumnya tak mengandung bahan kimia.

Dengan begitu, tidak akan mengganggu kenyamanan dan kesehatan di area organ kewanitaan.

“Sebenarnya jika pembalut kain basah, itu bisa mengiritasi kulit jika daya serapnya kurang baik. Kemungkinan iritasi dari bahan juga bisa terjadi, tetapi jauh lebih jarang dibandingkan pembalut sekali pakai.

Maka, jika tidak basah dan tidak merasa teriritasi, pembalut atau kain dapat digunakan kembali,” ujar dr. Arini pada NOVA.

Untuk itu, dr. Arini tetap menyarankan untuk tetap wajib mengganti pembalut kain setiap 3-4 jam atau lebih sering.

Ini untuk menghindari bakteri yang menumpuk dan membantu mencegah bau tak sedap. (*)