Tapi tenang saja, jika kita bisa menjamin kebersihan dengan baik, maka pembalut kain bisa jadi pilihan tepat.
Karena pembalut jenis ini juga dikatakan lebih minim risiko iritasi dibanding pembalut sekali pakai karena bahannya yang umumnya tak mengandung bahan kimia.
Dengan begitu, tidak akan mengganggu kenyamanan dan kesehatan di area organ kewanitaan.
“Sebenarnya jika pembalut kain basah, itu bisa mengiritasi kulit jika daya serapnya kurang baik. Kemungkinan iritasi dari bahan juga bisa terjadi, tetapi jauh lebih jarang dibandingkan pembalut sekali pakai.
Maka, jika tidak basah dan tidak merasa teriritasi, pembalut atau kain dapat digunakan kembali,” ujar dr. Arini pada NOVA.
Untuk itu, dr. Arini tetap menyarankan untuk tetap wajib mengganti pembalut kain setiap 3-4 jam atau lebih sering.
Ini untuk menghindari bakteri yang menumpuk dan membantu mencegah bau tak sedap. (*)