Kedutaan Besar Filipina Gelar Guest Lecturer Cooking Demo, Sajikan Menu Otentik Kiyuning hingga Sangkerat

By Tiur Kartikawati Renata Sari, Jumat, 28 Juni 2024 | 15:34 WIB
Acara Kedubes Filipin dan Universitas Trisakti (dok. Tiur KR/NOVA)

NOVA.id - Kedutaan Besar Filipina berhasil mengadakan acara Guest Lecturer dan demo memasak di Aula Institut Pariwisata Trisakti, Rabu (12/6).

Acara tersebut adalah bagian dari peringatan 75 tahun hubungan diplomatik antara Filipina dan Indonesia

Acara tersebut bertajuk ‘Dulang: Culinary Arts and Gastronomy of Philippine Moslem Mindanao’ juga dihadiri banyak pejabat penting, Wawan Yogaswara, S.S., M.Hum Pamong Budaya Ahli Madya Direktorat Jendral kebudayaan Kemdikbudristek, Duta Besar Filipina untuk Indonesia, Gina A Jamoralin; Konsulat Jenderal Gonaranao B Musor; Kepala Kantor Kebudayaan, Rady Dela Cruz; Wakil Bidang Ekonomi, Quinnie Garces; serta bagian protokol Julius Calisin.

Sedangkan dari Institut Pariwisata Trisakti hadir Waret I, Agus Riyadi, Ph.D, Robiatul Adawiyah, M.Par, Kepala Departemen Pengelolaan Perhotelan dan Triana Rosalina Dewi, SE., MM Pjs Kordinator International Program.

Pada acara tersebut, Datu Shariff memperkenalkan kuliner Mindanao, yang merupakan salah satu wilayah di Filipina yang mayoritas penduduknya beragama Islam dan banyak kemiripian dengan masakan Indonesia.

Makanan khas Filipina Kayuning ()

Salah satunya yang diperkenalkan antara lain Kiyuning, Piyaparan, dan Sangkerat.

Sangkerat ()

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Bapak Agus Riyadi, Ph.D., membuka acara dan menyampaikan rasa terima kasih atas terpilihnya IP Trisakti sebagai lokasi acara.

“Kami merasa terhormat telah dipilih sebagai tempat penyelenggaraan demo memasak ini, yang merupakan salah satu bentuk kegiatan dalam memperingati 75 tahun hubungan diplomatik antara Filipina dan Indonesia,” ungkap beliau.

Datu Shariff mengungkapkan jika kuliner Filipina sangat dipengaruhi oleh kuliner Spanyol, Cina, dan Amerika, namun tetap memiliki akar yang kuat di Asia Tenggara, yang menyebabkan banyaknya kemiripan dengan masakan Indonesia.

Datu Shariff juga mengungkapkan rasa senang dapat berbagi resep dan ilmu di Kampus IPT, dan sangat terkesan dengan antusiasme para mahasiswa yang banyak bertanya mengenai kuliner Filipina dan Mindanao.