Tentu saja, cara terbaik mengatasi nyeri bahu adalah berkonsultasi ke dokter. Tapi, Anda bisa melakukan upaya pencegahan di rumah. "Mudah saja, kok. Istirahatkan sisi yang sakit dari pergerakan dan beban selama beberapa hari."
Lalu, kurangi aktivitas, terutama di daerah yang sakit. Selanjutnya, perlahan-lahan melatih kembali sisi yang sakit. "Bisa juga melakukan kompres es. Ambil es, bungkus dengan handuk atau kain, atau celup ke air es. Tempelkan ke bagian yang sakit selama 15 - 17 menit. Jangan menggunakan air panas terutama di fase awal selama 2 - 3 hari."
Bila nyeri bahu disertai bengkak, berbaringlah sembari menggunakan bantal. "Posisi tangan lebih tinggi daripada jantung. Disarankan minum obat-obatan antinyeri (inflamasi) yang dijual bebas seperti parasetamol," papar Saunderajen.
Akan tetapi, upaya pencegahan lebih baik diawali dari berhati-hati saat beraktivitas atau bekerja. "Tidur dengan bantal yang baik dan nyaman agar mengurangi risiko salah tidur, melatih kekuatan otot di sekitar bahu dan leher, serta akan memperkecil kemungkinan sakit akibat gerakan atau aktivitas."
Anda juga perlu mengenali batas kemampuan Anda. Pertama, jangan melakukan aktivitas yang berlebihan di luar kemampuan. Kedua, lalukan pemanasan sebelum berolahraga.
Dibantu Fisioterapi
Nah, jika sakit masih berlanjut, cari tahu penyebab nyeri bahu tersebut. "Setelah itu, lakukan mobilisasi. Kurangi nyeri dengan melakukan fisioterapi untuk mempercepat proses penyembuhan. Jika bertambah parah, butuh alat bantu pemeriksaan penunjang seperti rontgen, EKG, periksa jantung, darah, CT scan, dan MRI."
Fisioterapi juga membantu mengurangi rasa nyeri saat Anda bergerak. "Saat nyeri bahu, ruang sendi bahu terbatas hingga tidak dapat digerakkan, pelemahan otot-otot di daerah bahu, tidak mampu melakukan gerakan fungsional seperti menyisir rambut, mengambil sesuatu yang letaknya tinggi, mengambil dompet. Nah, fisioterapi bisa melemaskan otot dan nyeri," urai Saunderajen.
Kemungkinan sembuh atau tidaknya nyeri bahu, tergantung penyebabnya. "Jika penyebabnya hanya karena masalah sederhana, pasti bisa sembuh." Sayangnya, kebanyakan pasien yang datang mengeluh karena saraf terjepit di leher yang menjalar ke bahu sampai tangan. "Biasanya sakitnya akan hilang timbul," pungkas Saunderajen.
Noverita K. Waldan
Foto: Getty Images