TabloidNova.com - Sejak memutuskan mendedikasikan kreasinya dalam lini busana muslim dan muslimah, Itang Yunasz tak pernah berhenti bereksplorasi untuk menelurkan karya. Berangkat dari pengalaman mengecap ilmu mode di Academic of Fashion Roma, pria yang pernah bekerja di rumah mode Balestra, Italia pada tahun 1980 tersebut terbilang sukses berkiprah sebagai perancang busana muslim.
Jika Anda cermat mengikuti setiap koleksi karyanya, Itang hampir senantiasa mengusung permainan motif dalam tiap potong busana. Tak terkecuali untuk dua second label miliknya, yakni Kamilaa dan Preview.
Interpretasi lain dari seorang Itang Yunasz akan kekayaan budaya di Pulau Sumatera sebagai inspirasi utama diwujudkan dalam peragaan busana Puspa Ragam Andalas oleh Itang Yunasz yang ia gelar di Pusat Grosir Blok B Tanah Abang, Innercourt Lantai LG, Kamis (30/4) yang kental akan atmosfer kemeriahan Ramadan dan perayaan Idul Fitri, lewat koleksi busana muslim motif songket Sumatera. "Saya merangkai keindahan yang saya rekam dalam benak ketika berkunjung ke Sumatera. Andalas menyimpan kekayaan ragam songket dari ujung Aceh hingga Palembang yang saya terjemahkan ke dalam konsep busana era tahun 1980-an, namun dengan sentuhan gaya terkini," ujar Itang di awal acara konferensi pers sesaat sebelum peragaan busana berlangsung.
Meski konsisten menawarkan busana muslim, dua hal penting yang tidak pernah absen dilakukan oleh Itang untuk semua labelnya adalah menampilkan deretan busana yang bergaya modern, simpel, elegan, namun tetap santun. Kesan ini akan dapat Anda lihat dari setiap peragaan busana yang dia hadirkan. Variasi sosok perempuan sangat tergambar melalui karakter desain yang juga beragam, mulai terusan ringan berkesan muda, busana berkonstruksi kuat, terusan draperi, atau bahkan gaun mewah kaya ornamen
Itang mengedepankan siluet sederhana dan klasik, namun sophisticated, misalnya pada rok lurus yang diwiru rapat, atau rok melebar yang disusun dari pecahan bahan bermotif patchwork. Koleksi menghidupkan kembali gaya busana era tahun 1980an lewat palet warna terang yang merentang lebar, mulai dari biru, turquoise, hijau, kuning kenari, merah marun, shocking pink, hingga oranye. Itang mengadopsi motif songket yang dicetak di atas bahan, hingga sulaman dan bordir hingga pantas berkesan kaya motif. Bahkan model gaya serba kaya itu masih ditambah dengan tampilan baju bertumpuk, melebar, dan tumpang-tindih. Baju-baju itu sudah sangat jauh bermetamorfosis tanpa kesan berlebihan.
Untuk koleksi busana muslim motif songket Sumatera ini, sang desainer juga memberi sentuhan dan tawaran baru pada styling. Di tangan dinginnya, bersama tim penata gaya yang kuat, busana berpotongan sederhana seperti kaftan yang lurus diubah menjadi blouson yang bervolume, atau selembar kain tipis yang dililitkan di atas rok bermotif, lalu lilitan dinaikkan ke atas kepala menutupi turban, membuat busana-busana itu berubah rupa menjadi sebuah penampilan baru.
Ridho NugrohoFOTO-FOTO: Agus Dwianto/NOVA