Tabloidnova.com - Busana tenun lagi-lagi mendapat porsi lebih dari desainer muda bernama Dienis HS yang menaungi label House of Demplon. Tema de l'est a l'ouest yang berarti dari timur ke barat, sengaja dipilih untuk merepresentasikan koleksi dari label yang tercetus dari nama panggilan kecilnya ini. Demplon, berarti padat berisi alias 'chubby'.
Masih terpikat akan pesona perempuan, House of Demplon menampilkan sejumlah koleksi yang mengusung etnik modern dalam garis rancangan kontemporer bersiluet feminin. Jika banyak desainer sudah menetapkan pilihan motif tenun dari suatu daerah, maka House of Demplon belum melakukannya. Hal ini terlihat dari banyaknya ragam tenun dari sejumlah daerah Indonesia yang digunakan seperti Sulawesi, Bali, Lombok, Sumbawa, Kalimantan, Jawa, dan Sumatra.
Tebalnya tekstur bahan tenun dikawinkan pada material bahan ringan layaknya satin, duchess, dan sifon agar tercipta kesan seimbang. Permainan teknik potongan draperi berpadu siluet duyung nampak mendominasi pada sekuens mini show untuk koleksi dress dan gaun pesta.
Tak lupa, House of Demplon juga memunculkan konsep koleksi couture pada tiga busana penutup yang diberi embellishment berupa diamond, payet, dan swarovski yang dilengkapi bordir pada beberapa bagian.
Pada pertengahan peragaan busana yang digelar di Auditorium Galeri Indonesia Kaya pada Jumat (22/1) kemarin, label yang berlokasi di daerah Jakarta Selatan tersebut juga terlihat masih memendam euforia terhadap tren luaran tahun lalu seperti cropped jacket, cape, dan mantel yang diunggah dalam berbagai ukuran serta model potongan. Terkait warna, koleksi masih setia mengusung semburat emas dari beragam motif tenun yang diperkuat warna seperti merah marun, cokelat, krem, dan hijau. Properti pendukung seperti aksesori suntiang dan hiasan adat di bagian kepala turut menambah kesan kuat dari koleksi yang mencirikan pesona wastra nusantara.
Keseluruhan koleksi House of Demplon patut diapresiasi karena semakin menambah deretan perancang busana yang mengatasnamakan tenun sebagai komoditi karya. Tentunya menurut kacamata target pasar, koleksi ini aman sekali dan mampu menjaring minat khalayak.
Ridho Nugroho
Foto-foto: House of Demplon