TabloidNova.com - Berbuka puasa dengan yang manis selalu menjadi slogan yang sering kita dengar di bulan Ramadan. Tak jarang istilah ini disalahartikan sebagian orang dengan mengonsumsi begitu banyak makanan manis saat waktu berbuka puasa tiba.
Memang, tubuh secara tidak langsung akan lebih merespon diri pada minuman dan makanan manis untuk menuntaskan luapan dahaga setelah hampir seharian berpuasa. Namun, ternyata berbuka puasa dengan yang manis tidak dianjurkan dokter karena merupakan kebiasaan buruk bagi kesehatan.
Hal ini diutarakan oleh dr. Ani Sri Sukmaniah Msc, SpGK saat seminar media AQUA242 di Restoran Harum Manis, Jakarta Pusat, Rabu (3/6). Menurutnya, kebiasaan kurang tepat tersebut mengakibatkan masyarakat menjadi tidak selektif dalam membatasi mana asupan minuman manis selama puasa yang berdampak buruk untuk kesehatan tubuh.
"Jika seseorang terlalu banyak mengonsumsi minuman manis berkalori tinggi secara berlebihan ketika buka puasa, maka akan terjadi penimbunan kalori berupa lemak. Padahal, semestinya puasa justru menjadi momen untuk membantu mengurangi atau mempertahankan berat badan bila dijalani dengan asupan gizi dan nutrisi seimbang. Tubuh pun akan terasa lemas karena terlalu kadar gula darah melonjak naik seketika" jelas dr. Ani.
Dokter Spesialis Gizi Klinik Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tersebut sangat menyarankan masyarakat untuk memilih air putih ketimbang minuman manis lainnya. Walau mungkin warna dan kemasan air putih tidak semenarik minuman atau makanan manis lainnya, tapi air putih sangat baik untuk mengisi tubuh setelah menjalani puasa, selain buah kurma tentunya.
"Air putih dan air mineral adalah cairan paling alami untuk menghidrasi tubuh kita. Air putih tidak mengandung pemanis (kalori), pewarna ataupun pengawet (preservative)," tambah dr. Ani.
Ridho NugrohoFOTO: Warmjello