TabloidNova.com - Murahnya harga tiket pesawat atau paket perjalanan wisata ke luar negeri membuat semakin banyak orang memilih destinasi liburan ke luar negeri. Namun, tampaknya kesadaran untuk memerhatikan risiko penularan penyakit di destinasi tempat berlibur masih sangat kurang.
Padahal, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan RI Tjandra Yoga Aditama mengatakan, aspek wisata sebenarnya berbanding lurus dengan risiko penularan penyakit. Sehingga para pelancong perlu mewaspadai risiko penularan penyakit meningitis.
"Khususnya untuk penyakit yang mudah menular melalui batuk, bersin, dan berbicara, seperti meningitis dan influenza," ujarnya dalam acara SEHATi Bicara di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Menurut Tjandra, interaksi dengan orang lain yang menderita sakit dapat sangat berisiko menularkan penyakit meningitis. Misalnya, selama di pesawat duduk di sebelah orang sakit. Perjalanan yang memakan waktu berjam-jam pun dapat berpotensi menularkan penyakit.
"Kalaupun seseorang terlihat baik-baik saja, namun ia bisa saja merupakan pembawa virus atau bakteri (carrier). Sebab, ia tengah berada dalam masa inkubasi atau sudah terinfeksi, namun belum menimbulkan gejala. Carrier juga berpotensi menularkan penyakit," paparnya.
Bakteri meningitis juga dapat menyebar lewat ciuman atau penggunaan peralatan makan, sikat gigi, atau rokok yang diisap bersama atau bergantian. Risiko tertular meningitis semakin tinggi jika tinggal atau bekerja bersama pengidap meningitis.
Meningitis, lanjut Tjandra, merupakan penyakit yang banyak terdapat di negara-negara wilayah Afrika Tengah, Timur Tengah, Australis, China, Amerika Serikat, dan Amerika Selatan. Namun tidak menutup kemungkinan penyakit ini dapat ditularkan melalui negara mana pun.
"Itulah mengapa, sebelum melakukan perjalanan haji dan umrah, orang-orang diwajibkan untuk melakukan vaksinasi," ujarnya.
Dokter spesialis ilmu penyakit dalam, dr Iris Rengganis, ikut mengatakan, saat ini baru calon jemaah haji dan umrah saja yang diwajibkan menjalani vaksinasi meningitis. Namun sebaiknya setiap orang yang akan melakukan perjalanan ke luar negeri juga mendapatkan vaksin meningitis. Pasalnya, kini meningitis dapat dijumpai di hampir semua negara, bukan hanya negara dengan potensi meningitis.
"Jika dilihat dari aspek biaya, vaksinasi jauh lebih murah dibandingkan biaya pengobatan setelah didiagnosis menderita sakit. Apalagi bila sakitnya di luar negeri, biayanya bisa berlipat-lipat lebih mahal," ujar dokter dari Divisi Alergi Imunologi Klinik, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM ini lagi.
Intan Y. Septiani/KOMPAS