TabloidNova.com - Meningitis atau penyakit peradangan pada selaput yang melapisi otak ternyata tak hanya rawan menyerang jemaah haji. Para perokok juga beresiko lebih tinggi terkena meningitis, lho! Pasalnya, kebiasaan merokok dapat menyebabkan iritasi pada daerah nasofaring, sehingga kuman lebih mudah berkembang biak di area organ ini.
Penularan bakteri penyebab meningitis yang bersifat langsung dapat terjadi melalui udara atau kontak dengan cairan pada saluran pernapasan, misalnya pemakaian gelas bersama. Selanjutnya, kuman akan menempati daerah nasofaring, kemudian menembus selaput lendir. Iritasi akibat merokok juga dapat menyebabkan luka pada nasofaring, sehingga kekebalan tubuh menjadi lebih rendah dan bakteri dapat lebih mudah berkembang biak.
"Sampai saat ini belum ada data pasti berapa jumlah perokok yang terkena meningitis. Namun merokok jelas meningkatkan faktor risiko terkena radang selaput otak," kata Dr dr Iris Rengganis SpPD, KAI, FINASIM, pada kampanye menyambut hari meningitis sedunia bertajuk "Saatnya Bekali Diri untuk Lindungi Bangsa, Cegah Meningitis" di Jakarta, pekan lalu.
Besarnya resiko terkena meningitis hampir sama antara perokok aktif maupun pasif. Risiko yang sama juga ditemui pada seseorang yang kerap berbagi rokok dalam satu batang kepada perokok lainnya. "Lendir penderita yang mengandung bateri atau virus meningitis di dalamnya, berpotensi pindah ke orang yang sehat melalui perantara pangkal rokok," papar Iris.
Selain itu, kebiasaan merokok sendiri berarti secara rutin memasukkan racun ke dalam tubuh, karena rokok mengandung beragam zat kimia beracun. Hal ini berefek pada lemahnya pertahanan tubuh pada kuman, termasuk kuman penyebab meningitis.
Sejumlah bakteri yang menyebabkan meningitis adalah Streptococcus pneumoniae dan Neisseria meningitidis. Sedangkan dari golongan virus ada enterovirus dan virus influenza.
Sehingga, tidak merokok menjadi langkah awal untuk mencegah tertularnya meningitis. "Sedapat mungkin tidak usah merokok. Vaksin meningitis juga tidak bisa bekerja maksimal jika masih tetap merokok," tandas Iris.
Intan Y. Septiani/KOMPAS