Tes IQ Benar-Benar Mengukur Kecerdasan?

By nova.id, Kamis, 17 Januari 2013 | 06:27 WIB
Tes IQ Benar Benar Mengukur Kecerdasan (nova.id)

Tes IQ Benar Benar Mengukur Kecerdasan (nova.id)

"Ilustrasi "

Pemahaman peneliti tentang kompleksitas otak manusia telah berkembang, dan demikian pula tentang  gagasan apa arti IQ sebenarnya, dan bagaimana hal ini dapat tertangkap akurat.

"Ada beberapa jenis kecerdasan. Dan inilah saatnya beralih menggunakan set yang lebih komprehensif dalam tes  mengukur skor terpisah  setiap jenis kecerdasan," ungkap peneliti Adam Hampshire, PhD., seorang psikolog di Brain and Mind Institute Natural Sciences Centre di London, Ontario, Kanada.

Menggunakan Banyak Tes IQ

Dalam studi tersebut, semua peserta diajak menjalani  sekitar 12 tes  online untuk mengukur memori, penalaran, perhatian, dan perencanaan sebagaimana dibutuhkan untuk mendapat informasi mengenai latar belakang pengambil tes dan gaya hidup. Seluruh tes memakan waktu sekitar 30 menit untuk diselesaikan.

Menurut hasil temuan, setidaknya ada tiga komponen yang mempengaruhi kinerja keseluruhan tes. Ini termasuk memori jangka pendek, penalaran, dan daya ingat verbal.

Faktor gaya hidup kali ini turut diperhitungkan. Misal, gamer (pemain game komputer) memiliki skor  lebih tinggi pada tes penalaran dan memori jangka pendek. Perokok memiliki nilai  buruk pada tes memori jangka pendek dan kosa kata. Sedangkan tes pada penderita kecemasan juga  tidak memiliki nilai baik pada tes memori jangka pendek.

Studi ini juga menunjukkan,  setiap jenis kecerdasan mungkin memiliki dasar di lokasi  berbeda pada otak. Peneliti menggunakan scan otak MRI fungsional  untuk memetakan daerah-daerah tersebut. "Secara potensial, kita dapat mengukur set komprehensif kecerdasan, masing-masing  mencerminkan kapasitas pada bagian yang berbeda dari otak," ungkap Hampshire.

Tes IQ RIP?

Jadi, haruskah tes IQ  dihentikan atau didiskreditkan? Jangan buru-buru, "beberapa penelitian yang sangat berharga telah dilakukan menggunakan tes IQ klasik. Namun, IQ adalah penyederhanaan besar dari spektrum kemampuan kognitif manusia," jelas Hampshire.

IQ mungkin agak menyesatkan, namun berdasarkan hasil penelitian  nampaknya perbedaan IQ  akan bervariasi dalam skala maupun arah. Tergantung  jenis intelijen yang diuji atau serangkaian tes yang berat. "Saya  sarankan  jika ini akan lebih baik, akurat, dan informatif untuk mengukur beberapa jenis kecerdasan, " tambahnya.

Hampshire berencana melihat apakah ada jenis kecerdasan lain yang tidak tertangkap dalam penelitian ini.

Hampshire juga mengatakan, temuan-temuannya  tidak semua  mengejutkan. Akan tetapi  jumlah orang yang mengambil bagian dalam studi ini melebihi harapan. Itu adalah respon yang sangat kuat dari para anggota masyarakat umum, yang memberikan setengah jam atau lebih dari waktu mereka untuk mendukung penelitian ini.

John Gabrieli, PhD, profesor ilmu kognitif dan otak di MIT Boston, mengkaji studi ini dan mengatakan, "Ini merupakan studi yang benar-benar menarik apalagi sejumlah besar orang yang mengambil tes dengan analisis data yang sangat hati-hati. Ini membuat membuka wacana akan gagasan IQ hanya terlokalisir di salah satu bagian otak. Kita bayangkan adanya tes kecerdasan THE, dan Anda dapat mengukurnya dalam banyak cara. Salah satu ukuran dapat memperlihatkan seseorang terlihat super-cerdas, tetapi jika mereka mengambil tes lain, mereka akan nampak rata-rata. Ada beberapa jenis kecerdasan yang dapat menghubungkan berbagai tugas dan bagian yang berbeda dari otak. "

Gayatri Devi, MD, neurolog yang hadir di rumah sakit Lenox Hill, New York City, setuju dengan temuan studi baru. "Untuk mendapatkan hasil  satu skor pemersatu dan menggunakannya untuk penentuan kemampuan keseluruhan seseorang,  penuh dengan masalah. Kita perlu menjauhinya," ujarnya.

Studi ini diulas dalam jurnal Neuron.

Laili/ dari berbagai sumber