Nah, sudah lebih paham, kan? Jadi tak usah cemas si kecil bakal kegemukan dan kita pun tak perlu mengerem kebiasaan makan si gembul, sepanjang ia banyak beraktivitas. Kecuali BB-nya memang amat berlebihan dibanding BB rata-rata bayi seusianya dan tak sesuai TB-nya, kita perlu membenahi pola makannya sekaligus merangsangnya untuk banyak beraktivitas.
SUDAH PUAS BELUM, YA, MENYUSUNYA?
Makan, terang Rini, bertujuan bukan semata-mata untuk mengisi perut, melainkan juga buat mencukupi kebutuhan-kebutuhan metabolisme tubuh, menyediakan energi guna beraktivitas, pemulihan sehabis sembuh dari sakit, dan mendidik anak mengenali kegunaan makanan bagi proses tumbuh kembangnya. Itu sebab, proses pembelajaran harus dimulai begitu bayi lahir dengan cara memberikan ASI, sekalipun air susu si ibu belum keluar. Toh, setiap bayi normal punya refleks mengisap dan menelan, kecuali pada bayi-bayi dengan BBLR (berat badan lahir rendah, yaitu di bawah 2,5 kg), refleks mengisapnya memang lambat hingga cenderung malah menetek.
Sementara parameter tercukupi-tidaknya kebutuhan akan asupan makanan bisa dilihat dari kenaikan BB-nya tiap bulan. Dalam trimester pertama, contoh, penambahan BB berkisar antara 750-1500 gram tiap bulannya. Sedangkan untuk bulan-bulan berikut kenaikan BB kian tipis, tak sebanyak di bulan-bulan pertama tapi tetap menunjukkan peningkatan. Namun bila tak naik, "harus dievaluasi kembali, cukupkah asupan makanannya ataukah ada gangguan atau penyakit tertentu." Itu sebab, sampai usia setahun, bayi harus tetap kontrol BB dan TB, diluar jadwal imunisasi rutinnya. Soalnya, patokan BB terhadap TB sangat penting untuk mengevaluasi kondisi kesehatan dan gizi bayi.
Untuk mengetahui si kecil sudah atau belum puas menyusu, kita bisa melihat dari ekspresi dan bahasa tubuhnya. "Biasanya kalau sudah kenyang, bayi akan melepas puting si ibu dengan sendirinya tanpa rewel ataupun dipaksa." Jadi, sekalipun ia menyusunya sudah lama sampai kita pegal, jangan pernah melepasnya dengan paksa. Apalagi dengan menyusu memberikan rasa aman pada si kecil yang memang amat ia butuhkan sebagai bekal rasa percaya dirinya dan kepercayaan terhadap lingkungan.
Idealnya, susui si kecil selama 10-15 menit untuk setiap payudara. Namun bila si kecil kelihatan masih lapar dan ingin menyusu lagi, tetaplah terus menyusui sekalipun sudah lewat 15 menit. Toh, waktu tersebut bukan patokan baku. Jikapun sesudah itu si kecil masih terlihat belum puas, berarti kebutuhannya memang belum tercukupi. Jadi, kita harus tetap menyusuinya.
Bila dirasa payudara sudah kosong sementara si kecil masih mau menyusu, menurut Rini, tak ada salahnya diberikan susu formula. "Biasanya dengan takaran antara 30-60 cc yang akan bertambah besar takarannya seiring pertambahan usia." Kalau masih kurang juga, tambahkan lagi porsi susu sesuai takarannya. Tapi jangan sekali-kali mengubah takaran yang tertera dengan membuatkan susu sedemikian kental hanya agar si kecil cepat kenyang. "Ini malah bisa bikin diare atau sebaliknya susah BAB, hingga akhirnya si kecil jadi rewel." Jangan pula berhenti menyusui hanya karena si kecil sudah diberi tambahan susu formula. "ASI harus tetap diberikan mengingat kekebalan tubuh hanya didapat dari ASI." Selain, isapan bayi amat penting bagi kelancaran produksi ASI. Jadi, kalau dihentikan, produksi ASI akan menurun dan akhirnya tak ada sama sekali.
SUSU FORMULA BIKIN GEMUK
Menurut Rini, bayi-bayi yang mengkonsumsi susu formula berpeluang mengalami kegemukan. Pasalnya, susu formula mengandung lebih banyak lemak, selain kandungan Na (natrium)-nya juga relatif lebih tinggi dibanding ASI. "Natrium memicu bayi jadi merasa haus terus," terangnya. Namun natrium tak membahayakan sekalipun berlebih. Asalkan ginjal si kecil berfungsi baik, kelebihan ini akan dikeluarkan dari tubuh.
DEMI SI KECIL, LUPAKAN DIET!
Banyak ibu sehabis melahirkan langsung melakukan diet ketat karena takut tubuhnya bakal melar. Nah, buat ibu yang punya bayi "rakus", sebaiknya tak usah berpikir soal diet. Soalnya, kebutuhan makan si kecil pasti lebih banyak ketimbang bayi lain seusianya yang enggak gembul. Disamping, produksi ASI juga ditentukan oleh kualitas makanan si ibu.
Jadi, kalau ibu diet, praktis asupan makanan ke ibu akan berkurang hingga produksi ASI pun berkurang. "Padahal, ibu menyusui dianjurkan mengkonsumsi banyak bahan makanan yang menjadi sumber pembentukan ASI seperti kacang-kacangan dan sayuran, terutama daun katuk yang diolah dengan santan," terang Rini. Porsi kalori yang harus masuk ke tubuh ibu per hari sebesar 2500 kkal juga harus terpenuhi. Jadi, tiap hari ibu menyusui harus makan besar 3 kali dan 2 kali makan selingan, serta 2 kali minum susu.