Sengaja Melakukan Kesalahan

By nova.id, Sabtu, 18 September 2010 | 00:10 WIB
Sengaja Melakukan Kesalahan (nova.id)

Terapi bermain (salah satu teknik psikoterapi) merupakan sarana untuk anak mengekspresikan diri, dan mendapat pemahaman dari terapisnya. Di rumah, sebaiknya tidak terlalu banyak dilarang karena dia tidak bisa bergerak, tidak bisa apa-apa dan akan selalu cari gara-gara. Seperti sudah saya sampaikan, hendaknya carikan alternatif kegiatan pengganti. Sebagai contoh, kalau dia menuang-nuang air di lantai ruang keluarga, alihkan dengan mengajaknya menuang-nuang air di halaman atau di kamar mandi. Kalau dia ingin memanjat-manjat tangga rumah, biarkan saja dan ajarkan bagiamana cara yang benar sehingga dia tahu bagaimana seharusnya. Kalau dia melompat-lompat di atas sofa, alihkan untuk melompat dari kursi ke lantai atau di atas kasur yang sudah tidak dipakai lagi.

Bagaimana membentuk emotional intelligence? Yang paling dasar adalah belajar berempati. Dari mana dia belajar berempati? Dari orangtuanya dulu, kalau dia sedang sedih, ibu atau ayahnya segera tahu dan menghibur serta menenangkannya. Kalau dia jatuh karena tersandung kursi, bukan di"syukuri" dengan komentar, "Nah rasain, nakal sih lari-larian aja, dasar bandel". Sebaliknya, langsung katakan pada anak, "Mana yang sakit, coba Mama lihat". Kalau anak ingin segera dipenuhi keinginannya (memaksakan kehendak), jangan dituruti. Biarkan dia menangis sampai akhirnya reda sendiri, setelah dia reda nangisnya barulah orangtua mendekati anak dan nyatakan bahwa ibu/ayahnya tahu dia sedih, marah, tetapi permintaannya tetap tidak bisa dipenuhi karena alasan tertentu (yang masuk akal, bukan dibohongi).

Saya berharap agar keterangan yang diberikan akan semakin memantapkan cara pengasuhan yang Ibu lakukan. Saya nilai sebenarnya Ibu sudah berusaha dengan baik, tetapi mungkin saja Ibu menjadi goyah karena orang-orang di sekitar Ibu memiliki cara pengasuhan yang bertolak belakang.