Terungkap: Prioritaskan Pekerjaan, Warga Jakarta Sulit Hidup Sehat

By nova.id, Rabu, 20 Mei 2015 | 10:40 WIB
Terungkap Prioritaskan Pekerjaan Warga Jakarta Sulit Hidup Sehat (nova.id)

Tabloidnova.com - Banyak calon tenaga kerja mendatangi Jakarta dengan banyak mimpi. Sebutlah untuk mendapatkan pekerjaan dan kehidupan yang lebih baik. Ironisnya, kehidupan masyarakat Jakarta yang dituntut serba cepat dan terburu-buru justru membuat para pekerja di Jakarta memiliki waktu sempit untuk memerhatikan hal terpenting, yaitu kesehatan.

Beragam aspek penentu pola hidup sehat, dimulai dari sarapan sehat hingga waktu tidur yang memadai, ternyata sulit dicapai karena terbentur beban kerja dan kemacetan yang dianggap memakan terlalu banyak waktu.

Hal ini terungkap melalui survei Jakarta Professional Health Index 2015 yang diinisiasi label suplemen Brand's yang dipasarkan PT. Cerebos Indonesia.

Survei yang meneliti gaya hidup di kalangan profesional di Jakarta ini diikuti oleh 1000 responden pria dan wanita berusia 25 - 45 tahun, dari tingkatan staf, manajer, hingga direktur. Hasil survei dipaparkan dalam acara Jakarta Health Week 2015, yang juga diadakan oleh Brand's Saripati Ayam.

Beragam pola hidup para profesional di Jakarta, yang mencakup tiga aspek yaitu Health Habit, Health Problem, dan Health Index, diungkap dan mendatangkan fakta yang menarik.

Terkendala Waktu

"Sebanyak 96 persen profesional di Jakarta meyakini bahwa kesehatan sangat berpengaruh terhadap performa pekerjaan. Namun ironisnya, hanya 50 persen masyarakat Jakarta yang mengaku menerapkan pola hidup sehat," terang Agus Setio Joewono, Vice President dan general Manager PT. Cerebos Indonesia, produsen dan pemasar Brand's Indonesia, di acara Jakarta Health Week 2015.

Dari survei tersebut, didapat data bahwa hanya 54,6 persen profesional yang mengonsumsi sarapan setiap hari dan sebanyak 11,1 persen mengaku tidak pernah sarapan. Ditambah, 59,8 persen responden mengaku belum bisa melaksanakan pola hidup sehat seperti olahraga dan makan teratur dikarenakan tak ada waktu.

"Sementara itu, 60 persen responden mengaku menghabiskan waktu 2 - 4 jam di perjalanan dalam sehari.  Angka-angka tersebut terlihat berkaitan. Masyarakat kota besar sulit menerapkan pola hidup sehat karena waktu yang terbatas," terang Agus.

Lebih lanjut, dari hasil survei pun mengungkap bahwa problem pemicu stres utama di kalangan profesional Jakarta adalah hal yang banyak menyita waktu, yaitu macet dan pekerjaan.

Angka pun menunjukkan, 7 dari 10 profesional di Jakarta mengaku kemacetan adalah penyebab stres terbesar. Disusul dengan beban kerja, yakni sebanyak 38,4 persen dan tekanan di tempat kerja 31,6 persen. Bahkan bila dirata-ratakan, responden menghabiskan waktu di kantor selama 11 jam.

Menjadi Mudah Lelah