Vaksin HPV, Penting untuk Cegah Kanker Seviks

By nova.id, Selasa, 14 Oktober 2014 | 05:17 WIB
Vaksin HPV Penting untuk Cegah Kanker Seviks (nova.id)

Vaksin HPV Penting untuk Cegah Kanker Seviks (nova.id)

"Seminar dengan tema "Waspada Human Papilloma Virus (HPV), Jangan Tunda Lakukan Vaksinasi" yang diselenggrakan oleh MSD (foto: NOVA/GAndhi Wasono) "

TabloidNova.com - Saat ini masyarakat diminta untuk makin waspada dengan adanya bahaya infeksi Human Papilloma Virus (HPV). Karena HPV menjadi pemicu berbagai jenis penyakit mulai dari kanker serviks, kanker vulva vagina, kanker anus, kanker mulut dan tenggorokan, kanker penis, sampai dengan kutil kelamin (genital warts).

Makin lama jumlah penderita di masyarakat makin meningkat. Untuk kanker serviks, di dunia dalam setiap dua menit terdapat seorang wanita meninggal dunia karena penyakit ini.  Bahkan kematian yang disebabakan kanker serviks di Indonesia adalah tertinggi di Asia Tenggara.

"Untuk mencegah agar tidak makin meningkat maka dibutuhkan kepedulian yang tinggi pada masyarakat," kata dr. Brahmana Askandar, SpOG, Onk (K) pada Seminar Media dengan tema  "Waspada Human Papilloma Virus (HPV), Jangan  Tunda Lakukan Vaksinasi" yang diselenggrakan oleh MSD.

Menurut Brahmana bahwa lebih dari 75 persen kanker serviks disebabkan oleh HPV tipe high risk  dan tipe ini sekaligus merupakan kanker terbanyak setelah payudara. Setengah dari wanita penderita kanker serviks berusia 30-55 tahun kemungkinan mereka terkena HPV ketika masih berusia sekitar 20 tahun-an saat pertama terpapar aktivitas seksual.

Brahmana menambahkan bahwa penularan HPV bukan sekedar melalaui hubungan seksual saja tapi segala sesuatu aktifitas yang berawal dari kontak kelamin. "Celakanya para pengidap HPV sama sekali tidak ada gejala sehingga penderita tidak merasa bahwa dirinya membawa sumber infeksi HPV," jelas Brahmana.

Oleh karena itu lanjut, salah satu cara yang paling ampuh pertama dilakukan papsmear setiap tahun sekali bagi wanita yang sudah pernah melakukan aktifitas seksual, serta memberikan vaksin sejak awal atau sejak wanita tersebut belum pernah melakukan hubungan seksual.

Sebab menurut Brahmana kanker serviks adalah salah satu jenis kanker yang "baik". Artinya perkembanganya penyakit ini bisa dicegah bahkan bisa disembuhkan sampai 100 persen sepanjang si pasien peduli. "Salah satu contoh begitu dari hasil papsmear diketahui si pasien menderita pra kanker, maka dengan pengobatan bisa sembuh total. Kalau hasil papsmear ternyata mengandung kanker serviks stadium 1 maka angak keberhasialn penyembuhannya mencapai 70 persen," papar Brahmana.

Tapi yang menjadi persoalan selama ini masyarakat kurang aware dengan sakit ini. Biasannya mereka baru berobat setelah kanker masuk stadium empat, yang berarti sulit untuk disembuhkan. "Saat ini di RS Dr. Soetomo Surabaya dalam sehari ditemukan 8 orang pasien baru terkena kanker serviks stadium lanjut," jelas Brahmana.

Kutil Kelamin

Sementara di kesempatan tersebut dr. Ika Soelistiana, SpKK, pengajar spesialis kulit dan kelamin di Fakultas kedokteran Universitas Airlangga menjelaskan bahwa, HPV selain dapat menimbulkan kanker serviks, dalam tipe jinak bisa menjadi sebab munculnya kutil kelamin.

Memang kutil kelamin tidak menimbulkan kematian tetapi namun membuat minder atau beban psikologis bagi pengidapnya. "Meski masuk dalam kategori tipe jinak, tetap kalau tidak diobati sampai tuntas maka sifat jinak akan bisa berubah menjadi kanker ganas," kata Ika.

Menurut Ika bahwa belakangan ini jumlah penderita kutil kelamin di RS. Dr. Cipto Mangnkusumo pada periode 2008-2011 menduduki peringkat pertama dalam kasus kategori penyakit seksual menular dengan anka kejadian 20,5-26 persen.

Sementara Ira Wibowo, duta kanker serviks yang datang di acara tersebut menjelaskan bahwa kesadaran tentang bahaya kanker serviks serta penyakit yang ditimbulkan oleh HPV lainnya perlu ditingkatkan sampai ke bagian terkecil yakni keluarga. "Selain papsmear, sejak awal sudah harus menangkal dengan pemberian vaksin," kata Ira Wibowo.

Gandhi Wasono M.