Agar Tubuh Lebih Mudah Beradaptasi Saat Detoks

By nova.id, Rabu, 19 November 2014 | 15:49 WIB
Agar Tubuh Lebih Mudah Beradaptasi Saat Detoks (nova.id)

TabloidNova.com - Waktu terbaik untuk melakukan detoks adalah selama tujuh hingga 40 hari, tergantung kondisi seseorang. "Bagi yang belum terbiasa berpuasa, sebaiknya lakukan latihan terlebih dulu. Misalnya, melakukan detoks selama tiga hari berturut-turut," saran konsultan gizi dan kesehatan alami Andang W. Gunawan  melalui bukunya, Diet Detoks - Cara Ampuh Menguras Racun Tubuh.

Perlu diingat, detoks selama tiga hari ini hanya sebagai latihan. Sebab proses pengeluaran toksin dari dalam tubuh justru baru akan terjadi pada hari ketiga. "Dan bagi yang berminat menjalankan program detoks lebih dari tujuh hari, sebaiknya berkonsultasi dulu kepada dokter atau ahli nutrisi yang menguasai terapi detoks," tambahnya.

Agar tubuh lebih mudah beradaptasi saat detoks, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Terutama 1-2 minggu sebelum melakukan program detoks, sebaiknya mencoba memulai beberapa hal yang disarankan berikut ini:

Mengurangi makanan berlemak tinggi seperti gorengan, santan, protein hewani (termasuk susu ternak), dan karbohidrat olahan (terutama yang mengandung terigu dan gula pasir, teramsuk minuman bersoda). Membatasi asupan garam. Menghindari minuman beralkohol, kafein, dan obat-obatan yang tidak perlu. Menghindari semua makanan olahan industri (makanan kalengan, makanan instan, makanan yang dikeringkan, atau makanan yang diawetkan, misalnya diawetkan dalam larutan gula atau garam). Banyak mengonsumsi sayuran dan buah-buahan segar (terutama yang organik).  Pola makan pra-detoks ini juga bermanfaat untuk mengurangi reaksi tidak nyaman pada awal program detoks.

Mengurangi makanan berlemak tinggi seperti gorengan, santan, protein hewani (termasuk susu ternak), dan karbohidrat olahan (terutama yang mengandung terigu dan gula pasir, teramsuk minuman bersoda).

Membatasi asupan garam.

Menghindari minuman beralkohol, kafein, dan obat-obatan yang tidak perlu.

Menghindari semua makanan olahan industri (makanan kalengan, makanan instan, makanan yang dikeringkan, atau makanan yang diawetkan, misalnya diawetkan dalam larutan gula atau garam).

Banyak mengonsumsi sayuran dan buah-buahan segar (terutama yang organik).

 Pola makan pra-detoks ini juga bermanfaat untuk mengurangi reaksi tidak nyaman pada awal program detoks.

Andang juga mengatakan, ada beberapa hal yang perlu dihindari selama krisis penyembuhan (healing crises) saat tubuh bereaksi saat pertama kali melakukan detoks, yakni:

Dehidrasi. Oleh karena itu sangat disarankan untuk memperbanyak minum air putih. Aktivitas fisik yang berlebihan. Pestisida. Sehingga disarankan untuk mengonsumsi sayuran atau buah-buahan organik.Makanan berat. Misalnya daging, nasi, dan makanan berlemak.  Suhu panas. Kendalikan suhu tubuh dengan sering minum air putih. Tidak sabar. Ingat, rabun yang sudah terbentuk lama memerlukan waktu untuk dilakukan pembersihan. "Bayangkan saja, bagaimana cara membersihkan kerak kotoran yang sudah lama melekat pada permukaaan lantai di rumah kita, misalnya."

Dehidrasi. Oleh karena itu sangat disarankan untuk memperbanyak minum air putih.

Aktivitas fisik yang berlebihan.

Pestisida. Sehingga disarankan untuk mengonsumsi sayuran atau buah-buahan organik.

Makanan berat. Misalnya daging, nasi, dan makanan berlemak.  

Suhu panas. Kendalikan suhu tubuh dengan sering minum air putih.

Tidak sabar. Ingat, rabun yang sudah terbentuk lama memerlukan waktu untuk dilakukan pembersihan. "Bayangkan saja, bagaimana cara membersihkan kerak kotoran yang sudah lama melekat pada permukaaan lantai di rumah kita, misalnya."

Jika Anda rutin melakukan latihan ini, bukan tak mungkin tubuh lebih mudah beradaptasi saat detoks.

Intan Y. Septiani