Kawasan Cihideung, Lembang, Bandung, terlihat semarak oleh warna-warni bunga yang bermekaran di kios-kios di sisi kiri dan kanan jalan raya Lembang. Selain bunga poinsettia atau kastuba berwarna merah menyala, bunga lain yang juga banyak menghiasi kios-kios itu adalah krisan.
Krisan (Chrysantenum) sebetulnya bukan merupakan tanaman asli Indonesia. Varietas krisan yang banyak ditanam di Indonesia kebanyakan berasal dari Belanda, AS, atau Jepang. Ya, memang ada banyak sekali jenis dan varian tanaman krisan di seluruh dunia. Krisan sendiri mulai masuk ke Indonesia sekitar tahun 1800 dan kemudian dikembangkan secara komersial. Kini, kawasan Lembang, Bandung, merupakan salah satu sentra penghasil bunga krisan yang potensial.
Tren Kala Imlek
Krisan merupakan jenis tanaman hias yang memiliki keindahan karena keragaman bentuk dan warnanya. Warna dasar krisan yang populer antara lain warna merah, putih, dan kuning, meskipun sekarang sudah banyak warna lain yang berhasil dikembangkan.
Selain ditanam sebagai tanaman border serta tanaman pot, krisan juga diambil bunganya sebagai bunga potong untuk berbagai kegiatan, salah satunya pada saat perayaan Imlek. Biasanya, warna bunga yang dipilih pada saat Imlek adalah warna merah menyala. Sebagai bunga potong, krisan juga sering digunakan sebagai material dekorasi indoor ataupun rangkaian bunga.
Dipanen Saat Pagi
Krisan merupakan tanaman bunga hias berupa perdu, dengan tepi daun bercelah dan bergerigi, serta tersusun berselang-seling pada cabang atau batang. Batang tanaman tumbuh tegak, berstruktur lunak, dan berwarna hijau. Jika dibiarkan terus tumbuh, batang ini akan menjadi keras berkayu dan warnanya menjadi hijau kecokelat-cokelatan.
Bunga krisan tumbuh tegak pada ujung tanaman dan tersusun dalam tangkai berukuran pendek sampai panjang.
Bunga krisan dipanen ketika bunga telah setengah mekar atau 3-4 hari sebelum mekar penuh. Umur tanaman siap panen adalah 3-4 bulan setelah tanam. Panen sebaiknya dilakukan pada pagi hari saat suhu udara tidak terlalu tinggi.