Saat ini saya belum termasuk sebagai manajer artis yang besar, pun belum pantas rasanya disebut sebagai manajer bertangan dingin. Semua ini hanya titipan dan kepercayaan-Nya semata. Lantaran ini titipan, meskipun banyak artis atau komedian yang ingin masuk ke Smile Club Management, saya minta maaf sekali, saat ini belum bisa menerima mereka. Sebab saya masih ingin mengelola yang sudah ada dengan baik dan maksimal.
Saya tak mau menerima mereka bukan berarti sombong atau apa, bukan. Tapi semata-mata saya ingin menjaga bahwa Smile Club ini sebuah keluarga yang saling mengisi, saling support, dan saling berbagi rezeki. Seperti Caisar, adik saya, yang memang sudah memiliki garis tangannya sendiri. Dia memang spektakuler, semacam sudah menjadi kehendak-Nya dia melejit dengan cepat di waktu sekarang ini.
Surga di Telapak Kaki Ibu
Saya melihat Caisar bisa melejit seperti sekarang ini, karena dia mendapat keajaiban dari doa Mama. Istilah "Surga di telapak kaki Ibu", saya rasa benar adanya. Caisar adalah salah seorang yang mendapat pengalaman nyata itu. Ceritanya, saat lulus SMA, Caisar berniat mandiri. Lalu dia memutuskan untuk tidak meneruskan kuliah dan memilih bekerja, demi menghidupi dirinya sendiri.
Pekerjaan yang bisa dilakukan anak lulusan SMA dengan mudah, ya, tak lain adalah dengan menjadi tukang ojek motor. Caisar tidak pernah merasa malu jadi tukang ojek di lingkungan rumah kami. Melihat si bungsu jadi tukang ojek, Mama pun jelas tak tega. Mama lalu meminta saya agar Caisar dimasukkan ke dalam manajemen saya, misalnya, membantu-bantu mengurusi para komedian di manajemen, karena pelawak, kan, cukup sibuk mengisi acara televisi.
Nah, setelah beberapa lama jadi tukang ojek, akhirnya saya mengajak Caisar untuk bekerja di manajemen artis milik saya. Dia mengawali pekerjaan sebagai asisten Budi Handuk, yang ketika itu sedang sibuk mengisi acara Tawa Sutra. Kendati dia adik saya, tapi saya selalu berusaha profesional. Semua harus bekerja sesuai porsinya dan bersungguh-sungguh.
Nah, oleh karena anaknya suka membanyol dan senang sekali berjoget, Caisar sering menghibur banyak orang dengan berjoget-joget riang saat menunggui Budi Handuk syuting Tawa Sutra. Dia melakukan itu sekadar untuk melepas penat sekaligus menghibur para kru. Tapi Caisar selalu berjoget dengan hati. Sepengetahuan saya, dia mulai menyukai musik dangdut, tarling, atau musik khas banyumasan sejak masih sekolah. Selanjutnya, dari asisten Budi Handuk, Caisar beralih menjadi asisten pelawak Bopak.
Hingga suatu hari, Mama menderita diabetes. Lantaran sakitnya semakin parah, kaki Mama sampai keropos dan harus dirawat di rumah sakit. Melihat kondisi Mama seperti itu, dengan kesadarannya sendiri Caisar pun rela meninggalkan pekerjaannya di manajemen milik saya dan serius menjaga, merawat, serta menunggui Mama di rumah sakit. Caisar bilang, saya konsentrasi saja mencari uang dengan terus mengelola Smlie Club Management, sementara dia total merawat Mama.
Dia tak pernah jijik saat harus membersihkan nanah yang keluar dari kaki Mama. Dengan sabar dia merawat kaki Mama yang terluka dan berbau busuk. Caisar pun tak pernah mengeluh meski siang dan malam harus menjaga Mama. Hingga lambat laun, daging baru di kaki Mama bisa kembali tumbuh dan Mama berangsur sembuh.
Saya akui, Caisar adalah anak yang berbakti kepada orangtua, terutama Mama. Sebagai anak bungsu, Caisar memang sangat dekat dengan Mama. Dan bagi Mama, Caisar adalah penyejuk hatinya.